LAPORAN INDIVIDU KKN ERTIN


PEMBENTUKAN TPA AT-TAQWA SERTA PEMBERDAYAAN REMAJA MESJID BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KAREMOTINGGE




Oleh
ERTIN
NIM.14 01 01 01 143

Laporan diajukan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Untuk memenuhi Syarat Penilaian Program
KKN Tematik Berbasis Riset 2017


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
KENDARI
2017



KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Sultan Qaimuddin No. 17 Telp/Fax. 0401 3193710 E-Mail. stain_kendari@yahoo.co.id
Website. http//stainkendari.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
            Yang bertanda tangan dibawah ini (dosen pembimbing):
                        Nama : Dr. Sitti Nurfaidah, M.Ed.
                        NIP   : 197704172009012004
                                                            Menyatakan:
            Bahwa berdasarkan bukti lapangan yang diserahkan sebagaimana terlampir, baik dalam bentuk pernyataan maupun foto dan setelah dilakukan verifikasi lapangan atas laporan kegiatan penunjang KKN Tematik Berbasis Riset IAIN Kendari Th. 2017, atas nama ERTIN, NIM. 14010101143, kami nyatakan dapat diterima.
                                                                        Kendari,      September 2017
                                                                        Dosen Pembimbing Lapangan


                                                                        Dr. Sitti Nurfaidah, M.Ed.
                                                                        NIP.197704172009012004

                                                                        Diketahui oleh:
                                                                        Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat
                                                                        LPPM IAIN Kendari

                                                                        Dr. H. Herman DM., M.Pd.I
                                                                        NIP.196406051994031006


SAMBUTAN KEPALA DESA

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,.
Alhamdulillah, puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita selalu dapat menyelesaikan aktivitas kita dengan sukses. Amiin.
Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu kegiatan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang telah diterima adik-adik mahasiswa di lingkungan masyarakat sesungguhnya. Secara pribadi saya turut mendukung adanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini yang lebih khusus yang diadakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari dan kebetulan pada tahun ini bertempat di, Desa Karemotingge Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur.
Dalam menyangkut kegiatan yang menjadi program kerja tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari di Desa Karemotingge kami pribadi sangat mendukung di karenakan program kerja yang dilaksanakan tidak hanya berupa fisik, tetapi lebih ditekankan pada masalah mental spritual yang benar-benar dibutuhkan saat ini. Pilihan terhadap kegiatan ini menurut saya, sangat tepat dan sesuai dengan kapasitas keilmuan mahasiswa-mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang cukup mumpuni ketika harus berbicara masalah-masalah keagamaan, budipekerti, dan etika bergaul dalam kehidupan sehari-hari.
Dan selanjutnya atas nama pribadi, Dinas, dan mewakili segenap warga masyarakat kami menyampaikan beribu-ribu terimakasih atas kehadiran adik-adik Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari di Desa Karemotingge . Harapan saya apa yang telah dilakukan oleh adik-adik Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari ini adalah awal dari ikatan persaudaraan antara kami dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Tentu saja ini akan semakin berbekas manakala jalinan ini dapat berlanjut dengan baik dan semoga pada tahun-tahun berikutnya dapat dilanjutkan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) khususnya di Desa kami ini, tidak lupa kami juga mohon maaf atas segala kekurangannya maupun kelebihan yang kurangberkenan kepada semua pihak. Terima kasih.  Wassalamu’alaikum wa ramatullahi wa barakatuh
Karemotingge, 13 September 2017
Kepala Desa Karemotingge,


ASHAR MOITA



KATA PENGANTAR 


              Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan KKN ini.Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul, panutan umat Islam yang telah berjuang menegakkan ajaran Islam dan sampai pada saat ini kita masih meyakini sebagai agama rahmatan lil alamin.
              Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KKN yang telah dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2017 sampai dengan 13 september 2017 di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Koltim sebagai bagian dari masyarakat, dengan tujuan memenuhi persyaratan dalam mata kuliah KKN yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata kuliah tersebut. Pelaksanaan KKN ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan pengarahan dalam pelaksanaan KKN. Maka dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas KKN di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Koltim.
2.      Bapak Ibu/orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik dari segi materiil maupun spiritual.
3.      Pihak IAIN Kendari dalam hal ini LPPM yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan KKN.
4.      Ibu dosen Dr. St. Nurfaidah, M.Ed selaku DPL KKN yang telah membimbing dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan KKN kami di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur.
5.      Bapak Ashar Moitabersama ibu selaku Kepala Desa Karemotingge yang telah membantu kelancaran pelaksanaan KKN.
6.      Bapak Tabe sebagai kepala dusun II dan selaku pemilik rumah yang kediamannya dijadikan sebagai posko KKN kami kelompok 13.
7.      Teman-teman TIM KKN IAIN Kendari yang telah bekerja sama dalam melaksanakan tugas di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur.
8.      Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KKN ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan KKN ini sangatlah jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Kemudian penyusun berharap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.


                                                                        Kendari,  September 2017
                                                                        Penyusun
 



                                                                        ERTIN



ABSTRAK

Ertin, NIM. 14010101143 , Judul: Pembentukan TPA At-Taqwa Serta Pemberdayaan Remaja Mesjid Berbasis Masyarakat di Desa Karemotingge (Dibimbing Oleh: Dr. Sitti Nurfaidah,M.Ed)
           Penelitian etnografi ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial, budaya, dan pendidikan terkait pembentukkan Tempat Pengajian Al-qur’an (TPA) untuk anak- anak di Desa Karemotingge melalui pemberdayaan kelompok remaja mesjid sebagai pembina TPA. Penelitian ini berlangsung selama 45 hari, bertepatan dengan pelaksanaan KKN di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur. Fenomena dilapangan menunjukan bahwa pngurus remaja masjid tidak diberdayakan dalam pengembangan masjid sebagai tempat belajar non-formal untuk anak-anak di desa tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya bimbingan dan pelatihan oleh aparat desa dan masyarakat akan peran penting remaja masjid dalam penguatan kemampuan baca tulis al-Qur’an bagi anak-anak sekitar. Oleh karena itu, keberadaan mahasiswa KKN IAIN Kendari dianggap mampu menunjukkan peran remaja masjid melalui upaya pemberdayaan potensi remaja melalui upaya pemberdayaan potensi remaja dessa sehingga diharapkan kedepannya mereka mampu berperan aktif sebagai pembina TPA di desa tersebut.

Kata kunci: Pemberdayaan, Bimbingan, Remaja Masjid dan TPA.




DAFTAR ISI

      HALAMAN JUDUL...................................................................................... ........ i

      HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ........ ii
     
      SAMBUTAN KEPALA DESA............................................................................. iii

      KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
     
      ABSTRAK............................................................................................................... vi        

      DAFTAR ISI.................................................................................................. ........ vii

      BAB I PENDAHULUAN
A.    Letak Geografis dan Monografis Desa..................................................... 1
B.     Kondisi Sosial Ekonomi................................................................... ........ 3
C.     Kondisi Sosial Budaya..................................................................... ........ 4
D.    Kondisi Sosial Keagamaan........................................................................ 5
E.     Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa................................... 7
BAB II KEGIATAN SELAMA KKN
A.    Keterlibatan dalam Kegiatan Kolektif...................................................... 9
B.     Kegiatan Individual......................................................................... ........ 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesan Selama KKN.................................................................................. 14
B.     Saran dan Rekomendasi............................................................................ 15
LAMPIRAN............................................................................................................. viii



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LETAK GEOGRAFIS DAN MONOGRAFI DESA kAREMOTINGGE
Desa karemotingge memiliki luas wilayah  4 x 5 km2 dengan batas- batas wilayah sebagai berikut:
1.      Sebelah utara berbatasan dengan lambuya utara
2.      Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tumbudadio dan Tawainalu
3.      Sebelah barat berbatasan dengana Tawainalu dan Loka
4.      Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Onembute
Desa Karemotingge ini merupakan desa pemekaran dari desa Tawainalu, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur. Desa ini semula dibentuk dengan nama Ulu Iwoi. nama Ulu Iwoi ini sudah dikenal sejak tahun 1996 hingga 1997. Ditahun yang sama (1997) wilayah ini mengusulkan ke pihak pemerintah untuk dimekarkan sehingga dapat berdiri menjadi sebuah desa baru dengan nama Ulu Iwoi. Akan tetapi, setelah proposal pemekaraan desa diajukan atas berbagai pertimbangan, pemerintah kabupaten mengkritik nama desa tersebut. Salah satu alasannya karena nama Ulu Iwoi juga merupakan nama desa yang sudah lebih dulu ada dan terletak di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kolaka Timur sehingga terjadi perubahan nama pada desa tersebut menjadi Desa Karemotingge.
Perubahan nama tersebut juga dilatarbelakangi oleh sejarah singkat desa tersebut sebelum desa dimekarkan. Nama Karemotingge diambil dari ciri-ciri fisik seseorang yang dianggap sebagai sesepuh di desa tersebut. Beliau adalah orang yang pertama menghuni wilayah itu, yang kemudian membuka lahan dan wilayah yang mulai dihuni oleh beberapa masyarakat. Karemotingge sendiri memiliki arti kaki yang panjang sebelah atau kaki yang pincang. Seperti yang dipaparkan diatas bahwa pemberian nama desa tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik seseorang yang dianggap sebagai sesepuh desa itu, kaki pincang merupakan ciri-ciri fisik dari sesepuh tersebut. Desa Karemotingge sudah resmi dibentuk oleh pemerintah kabupaten Kolaka Timur pada tanggal 17 September 2012 dengan status bukan sebagai desa definitif sehingga penyelenggara segala urusan terkait desa tersebut bukan kepala desa dan aparatnya melainkan pelaksana tugas desa yang ditugaskan oleh pemerintah kabupaten sebelum desa tersebut beralih status menjadi desa definitif dan dipimpin oleh kepala desa.
Peralihan status Desa Karemotingge menjadi desa definitif terjadi di awal tahun 2017. Pada bulan februari tahun 2017 Desa Karemotingge resmi dipimpin oleh kepala desa ditandai dengan adanya pemilihan kepala desa. Adapun kepala desa yang terpilih saat ini adalah atas nama Bapak Ashar Moita.
Desa karemotingge ini terbagi atas 4 dusun diantaranya dusun 1, 2, 3, dan 4. Dusun 1 dan 2 terletak di perkampungan  (jalan poros desa tersebut). Sedangkan dusun 3 dan 4 terletak  di puncak gunung karemotingge dengan jumlah pemukiman sekitar 20 rumah di dusun 3 dan 25 pemukiman di dusun 4. Berikut adalah penjabaran terkait kependudukan Desa Karemotingge.
a.       Jumlah Penduduk
Tabel
Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No
Indikator
Jumlah
1
Jumlah penduduk
424 orang
2
Jumlah laki- laki
213 orang
3
Jumlah perempuan
217 orang
4
Jumlah kepala keluarga
124 orang
                              Sumber: Kantor Desa Karemotingge
Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa ditinjau dari jenis kelamin, perempuan tidak sebanding dengan jumlah laki- laki. Penduduk desa pada umumnya merupakan desa yang dimekarkan sejak 3 tahun yang lalu.
b.      Mata pencaharian Penduduk
1.      PNS                             = 1 orang/ jiwa
2.      Jasa                              = 2 orang/ jiwa
3.      Petani (berkebun)        = 98 orang/jiwa
4.      Pedagang                    = 2 orang/jiwa
5.      Pengusaha                   = 1 orang/jiwa
6.      Pertukangan                = 4 orang/jiwa
c.       Lingkungan alam atau dinamika sosial
Dilihat dari kondisinya, Desa Karemotingge ini merupakan desa yang sangat asri. Di sepanjang desa tersebut terbentang luas bukit-bukit yang menjadi salah satu sumber utama pencaharian masyarakat dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

B.     KONDISI SOSIAL EKONOMI
Dari hasil penelitian yang kami lakukan di Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur ini, dari segi ekonomi masyarakatnya ada beberapa jenis tanaman baik jangka panjang maupun jangka pendek yang mereka tanam kemudian hasil panen mereka jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Tetapi bukan hanya tanaman saja yang menjadi matapencaharian mereka, tetapi ada beberapa toko kecil dan bengkel.
Tanaman yang ditanam di desa ini dikategorikan tanaman jangka panjang seperti cengkeh, merica, nilam, sagu, coklat, padi, aren, dan kelapa sawit. Tanaman ini memiliki musim panen dalam jangka bulanan atau sampai tahunan. Untuk saat ini sedang musim panen cengkeh dan merica, dan mayoritas warga di desa ini memiliki kebun cengkeh dan merica. Dapat dikatakan bahwa 80% warga di desa ini berkebun.  Beberapa warga lainnya ada yang kerja serabutan dan’a dan juga yang menjadi karyawan di salah satu kantor atau perusahaan.
Untuk tanaman jangka pendek, mereka menanam sayur-sayuran, terong, kacang panjang, pakis atau paku, sawi, cabe rawit, sayur paria, jagung, dan kacang tanah. Ini adalah beberapa tanaman jangka pendek yang mereka tanam untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Terkadang juga mereka jual ke warga yang tidak menanam sayur-mayur.
Di desa ini juga menjadi sentra pembuatan gula aren. Hampir setiap rumah yang telah kami datangi membuat gula aren. Namun, yang membuat kami heran adalah harga jual gula aren tersebut terlalu murah di pasaran, sementara kalau melihat proses pengambilan aren hingga proses memasak sampai mencetak memakan waktu kurang lebih 1 hari dan itu pun mereka buat tidak terlalu banyak hanya sekitar 4-5 kg saja. Harga jualnya hanya Rp. 10.000/kg, dan dalam 1 kg itu ada 3 buah gula ukuran sedang. Jadi bisa diperhitungkan dalam sehari mereka paling banyak hanya menghasilkan Rp. 50.000 saja. Padahal, tempat pasaran gula aren ini sampai di negara tetangga yaitu Malaysia, tetapi entah mengapa gula aren tersebut masih di jual murah.
Di desa ini juga bukan hanya hasil panen yang menjadi mata pencarian tetapi ada juga beberapa warga yang membuka kios kecil dan bengkel motor. Dari kurang lebih 120 kepala keluarga yang membuka kios kecil, hanya 4 rumah dan 1 bengkel motor yaitu terletak di dusun satu. Melihat dari kondisi desa, sebenarnya masih banyak peluang usaha yang bisa di kembangkan di desa ini, hanya mereka banyak yang tidak paham mengenai peluang bisnis. Tetapi bukan hanya hasil kios yang mereka andalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka juga memiliki kebun yang cukup luas jadi kios itu hanyalah sampingan saja, dan titik fokus pekerjaannya adalah di kebun.
Selain kios, ada juga penjual bensin eceran. Dari hasil penelitian kami, ada beberapa rumah yang menjual bensin eceran dan ini juga termasuk dalam kategori bisnis hanya konteksnya bisnis kecil. Selain penjual bensin, ada juga penjual pulsa baik pulsa listrik maupun pulsa HP. Sebenarnya banyak warga yang memang berkompeten untuk berbisnis, hanya mereka belum terlalu paham akan dunia bisnis, apalagi mengenai cara melihat peluang bisnis yang baik.
Kesimpulannya, untuk mata pencaharian warga Desa Karemotingge, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur, masyarakat mayoritas berkebun sekitar 80%, bisnis atau usaha kecil sekitar 10% dan sisanya yang 10% itu bekerja menjadi karyawan/karyawati di sebuah perusahaan atau kantor atau instansi, serta ada juga yang bekerja serabutan.

C.    KONDISI SOSIAL BUDAYA
Tatanan kehidupan masyarakat Desa Karemotingge sangat kental dengan sikap solidaritas sesama. Hal ini ditandai dengan kegiatan-kegiatan yang berbaur sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan dipelihara. Mereka selalu melakukan suatu kegiatan yang menyangkut kepentingan umum secara bersama-sama dan sukarela. Hal ini terjadi karena adanya ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat antara sesama masyarakat. Dalam agama Islam memang sangat ditekankan untuk saling berkasih sayang, saling membantu meringankan beban saudaranya, dan dituntut pula untuk membina dan memelihara hubungan ukhwah Islamiah antara sesama. Atas landasan inilah sehingga tumbuhnya motivasi masyarakat untuk saling melakukan interaksi sosial dengan baik. Namun, terkadang masih ada warga yang belum bisa menerima keputusan bersama, masing-masing masih mempertahankan ide sendiri. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan ilmu sehingga menyebabkan tingkat sosial budayanya rendah.
Desa Karemotingge merupakan desa yang masih kental dengan kebudayaan Bugis yang terdiri dari Bugis Sinjai dan Bugis Bone. Adapun budaya–budaya Bugis yang diterapkan dalam kehidupan sehari–hari mereka yakni mengajarkan hal–hal yang berhubungan dengan akhlak sesama, seperti mengucapkan tabe’ (permisi) sambil membungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang tua yang sedang bercerita, mengucapkan iyé’ jika menjawab pertanyaan sebelum mengutarakan alasan, bersikap ramah, dan menghargai orang yang lebih tua serta menyayangi yang muda. Selain itu, Suku Bugis juga kental dengan adat yang khas yakni adat pernikahan (saling menjodohkan), bertamu, membangun rumah, bertani, prinsip hidup, dan sebagainya. Meskipun sedikit banyak telah tercampur dengan ajaran Islam, adat yang dimiliki suku Bugis menandakan satu hal yakni suku Bugis pada masanya memiliki peradaban yang luar biasa hebatnya seperti suku yang lain.
Umumnya, rumah orang Bugis yang ada di desa Karemotingge berbentuk rumah panggung dari kayu berbentuk segi empat panjang dengan tiang-tiang yang tinggi memikul lantai dan atap. Konstruksi rumah dibuat secara lepas-pasang (knock down) sehingga bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.Orang Bugis memandang rumah tidak hanya sekedar tempat tinggal tetapi juga sebagai ruang pusat siklus kehidupan, tempat manusia dilahirkan, dibesarkan, kawin, dan meninggal. Karena itu, membangun rumah haruslah didasarkan tradisi dan kepercayaan yang diwarisi secara turun temurun dari leluhur.
Konstruksi rumah berbentuk panggung yang terdiri atas tingkat atas, tengah, dan bawah. Tingkat atas digunakan untuk menyimpan padi dan benda-benda pusaka. Tingkat tengah, yang digunakan sebagai tempat tinggal, terbagi atas ruang-ruang untuk menerima tamu, tidur, makan dan dapur. Tingkat dasar yang berada di lantai bawah digunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian, dan kandang ternak. Rumah tradisional Bugis di Desa Karemotingge ini dapat juga digolongkan berdasarkan status pemiliknya atau berdasarkan pelapisan sosial yang berlaku.

D.    KONDISI SOSIAL KEAGAMAAN
Islam sebagai Agama yang dianut olah seluruh masyarakat Desa Karemotingge merupakan sebuah berkah dan hidayah Allah SWT. yang dilimpahkan untuk daerah ini. Kegiatan demi kegiatan keagamaan menjadi rutinitas warga setiap minggunya. Pada malam Jumat warga berkumpul di Masjid melaksanakan yasinan berjama’ah setelah shalat maghrib berjama’ah. Sebelum Surah Yasin dibaca, mereka membaca Surah Al-Ahkhaf.
Rutinitas berjamaah ini terjaga sejak desa ini masih dalam status bagian dari Desa Tawainalu. Ibu-Ibu majelis taklim bersama bapak-bapak hadir untuk meramaikan bacaan Al-qur’an dan anak-anak pun ikut serta untuk bersama-sama dengan orang tua maramaikan malam Jumat. Meskipun mereka belum bisa mengikuti bacaan orang tua, namun mereka sangat senang jika malam Jum’at tiba karena setelah Yasinan selesai kadang, Ibu-ibu menyumbang makanan seadanya seperti kue-kue, itulah yang sangat menarik perhatian anak-anak.
Sedangkan di malam-malam lain, mesjid hanya didatangi oleh lima (5) orang jama’ah, bapak imam beserta istrinya, bapak Marhabang (seorang Guru SDN 1 Karemotingge) beserta istrinya, dan seorang warga yang rumahnya sangat dekat dengan Majid At-Taqwa itu. Setiap waktu juga dikumandangkan azan dengan menggunakan media pengeras suara, namun yang datang berjamaah tidak juga kunjung bertambah. Ini menjadi keluahan bapak Marhabang dan Bapak Ismail sebagai Imam Masjid, padahal Masjid dikelilingi rumah warga dengan jarak hanya 10 meter dari dinding masjid, namun seruan azan tak juga menyentuh mereka.
Ketika warga kedatangan tamu dari kelompok-kelompok dakwah keliling seperti Jama’ah Tabligh, mereka sangat enggan untuk menerima pelajaran agama yang dibawakan, karena warga Desa Karemotingge mengganggap meskipun pengetahuan agama mereka sedikit dan bahkan tidak tahu banyak, namun mereka memahami bahwa konsep ibadah dan mengajarkan agama Islam itu tidak perlu masuk dalam kelompok-kelompok tertentu. Warga memahami secara individu dan secara kemasyarakatan bahwa sekarang bukan zamannya mengajak bersama dengan cara beribadah yang sama akan tetapi Islam tinggal dijalankan dan dikembangkan, apalagi kita sama-sama Islam[1].
Semenjak terbentuknya pemerintahan yang otonom, Desa Karemotingge sudah banyak didatangi tamu yang hadir di Masjid dan mengajak warga untuk ikut gabung dalam kelompok tersebut. Warga merasa terganggu karena kadang di saat istrahat mereka di datangi untuk diajak kemasjid dan ikut kajian setelah shalat.
Masjid dipenuhi warga hanya pada saat shalat Jum’at dan shalat hari raya, sedang yang bertindak sebagai imam dan khutbah di antara kedua shalat berjamah itu hanya bapak Ismail dan Bapak Marhabang. Mereka juga berharap ada warga yang terpanggil untuk mengisi diselang waktu untuk memancing kesadaran warga yang lain yang tidak pernah hadir di Masjid. Berdasarkan penjelasan Bapak Imam bahwa Ada warga yang bahkan diragukan keislamannya karena setiap shalat, puasa Jum’at dan shalat Hari Raya ada warga yang tidak mau ikut serta dalam kegiatan wajib itu.[2]
Masyarakat di Desa Karemotingge juga memiliki kebiasaan dibidang agama apabila akan diadakan acara pernikahan dengan dilangsungkannya acara membaca Barzanji (Mapaccing) dan Aqiqahan. Akan tetapi, selama ini belum pernah ada acara penyembelihan hewan qurban pada momentum Hari Raya Idul Adha.

E.     LEMBAGA PEMERINTAHAN DAN LEMBAGA SOSIAL DESA
Desa Karemotingge merupakan desa yang baru memisahkan diri menjadi desa otonom baru. Masyarakat yang mendiami wilayah ini terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok Sinjai, Bone dan Tolaki. Berhubung Bapak Ashar Moita yang mengemban jabatan sebagai Kepala desa merupakan Desa Pertama didesa Karemotingge, hal ini menyebabkan suasana desa ini sangat terbangun dalam petakan Politik sejak pemilihan Kepala Desa yang baru terhitung 6 bulan masa setelah pelantikan[3].
Diskusi sempat memanas antar warga ketika membahas status kepala desa karena yang terpilih sebagai kepala desa Adalah Warga Desa Tawainalu dan tinggal diluar wilayah pemerintahannya. Desa ini terpecah dalam tiga bagian karena dipengaruhi oleh tiga calon desa pada masa pemilihan dan kampanye. Dusun 1 dan dusun 3 adalah daerah yang sangat membenci kepala desa secara politik, Sedangkan Dusun 2 dan Dusun 4 adalah warga yang mendukung penuh program kerja pemerintahan, sehingga pada waktu kerja bakti yang hadir dan mengikuti kerja dilapangan hanya warga Dusun 2 dan Dusun 4.
Wilayah Desa Karemotingge terbagi atas empat (4) wilayah Dusun yang masing masing dipimpin oleh Bapak Irfan Karim sebagai Kepala Dusun Satu, Bapak Tabe’ sebagai Kepala Dusun Dua, Bapak Samad sebagai Kepala Dusun Tiga dan Bapak Bacotang sebagai Kepala Dusun Empat dibantu oleh BPD (Badan Permusyawatan Desa) yang beranggotakan 5 orang pengurus dan diketuai oleh Bapak Ansar
Politik di Desa Karemotingge juga mempengaruhi suasana Masjid. Hal ini sangat terasa saat malam Jum’at pertama kami mengikuti Yasinan. Karena yang hadir dalam kegiatan yasinan rutin tersebut hanya Pengurus Majelis Taklim (MT) dari pihak lawan politik Kepala Desa terpilih, maka jama’ah wanita membuang pertanyaan menyinggung ketidakhadiran orang dari barat. Ini adalah salah satu dari sekian banyak wacana politik yang terbangun di Desa Karemotingge yang sampai masuk di tempat ibadah.
Program keumatan adalah tanggung jawab kemanusiaan sehingga baik individu maupun kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyukseskan program pengembangan pendidikan agama untuk anak-anak. Program ini mendapatkan respon positif oleh berbagai pihak serta dukungan demi dukungan datang dari berbagai pihak, diantaranya:
1.      Pemerintah Desa Karemotingge
Dalam sambutannya pada acara sosialisasi Program kerja mahasiswa KKN IAIN Kendari, Kepala Desa menyampaikan bahwa kedatangan mahasiswa KKN asal IAIN Kendari yang membawa program tentang pemberdayaan masjid Sangat baik dan sebagai Kepala pemerintahan di Desa ini mereka siap membantu dalam upaya penyuksesan program ini[4].
2.      Kantor Urusan Agama Daerah Kabupaten Kolaka Timur
3.      Majelis Taklim Desa Karemotingge.



BAB II
KEGIATAN SELAMA KKN

A.    Keterlibatan Dalam Kegiatan Kolektif
Adapun keterlibatan atau peran yang saya lakukan dalam kegiatan kolektif bersama teman Kelompok 13 selama KKN yakni mengobservasi, melatih peserta gerak jalan, melaksanakan tugas dari BKKBN, mengajar mengaji di TPA, melaksanakan seminar BKKBN, silaturahmi dirumah warga, Melaksanakan seminar inisiasi PAUD, dan Melaksanakan Festival Anak Sholeh.
a.       Mengobservasi
Kegiatan observasi yang kami laksanakan di Desa Karemotingge selama 4 hari mulai tanggal 1-4 Agustus 2017. Kami mengobservasi mulai dari PAUD, dimana siswa PAUD hanya 2 orang yang ditemui dan 3 orang dengan gurunya. Kemudian lanjut observasi di TPA, dimana guru ngajinya mengatakan bahwa anak-anak mengaji ketika pulang dari sekolah. Dan yang terakhir kami observasi di masyarakat. Adapun peran saya dalam kegiatan ini ialah sebagai pewawancara. Kendala yang kami dapatkan dalam kegiatan ini ialah belum terlalu akrab sama warga setempat dan kami masih observasi secara sembunyi-sembunyi.
b.      Melatih Gerak Jalan
Kegiatan gerak jalan ialah kegiatan olahraga dalam bentuk berjalan bersama-sama menurut aturan tertentu. Kegiatan gerak jalan ini diikuti oleh SDN 1 Karemotingge yang terdiri dari peserta putri dan peserta putra. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 5-13 Agustus 2017. Dimana tanggal 13 Agustus 2017 merupakan hari pelaksanaan peserta gerak jalan sekecamatan Tirawuta yang diikuti baik dari tingkat SD, SMP dan SMA. Peserta putri dari SDN 1 Karemotingge mendapat nomor urut 9 dan peserta putra mendapat nomor urut 79. Adapun peran saya dalam kegiatan ini ialah sebagai pelatih peserta gerak jalan baik peserta putra maupun putri dan pendampingan peserta gerak jalan putra pada hari pelaksanaan kegiatan tersebut.
Adapun kendala yang kami dapatkan saat melatih gerak jalan ialah ada siswa kadang main-main atau tidak serius dalam mengikuti latihan dan ada beberapa siswa yang tidak datang ikut latihan. Akan tetapi, dengan keseriusan dan kesabaran kami dalam melatih meraka sehingga mereka serius dan semangat ikut latihan gerak jalan tersebut. Masyarakat yang melihat kami saat melatih peserta gerak jalan mengatakan bahwa kalian memang mahasiswa KKN yang hebat, penuh semangat, tangguh dan sabar dalam menghadapi berbagai macam sifat dan tingkah laku yang ada dalam diri setiap siswa sehingga siswa dan siswa peserta gerak jalan semangat dalam mengikuti latihan. Jadi respon masyakat terhadap kami mahasiswa IAIN Kendari sangat baik terutama dalam hal melatih kegiatan gerak jalan ini.
c.       Mengajar Mengaji
Kegiatan mengajar mengaji ini dilaksanakan di TPA Masjid At-taqwa mulai tanggal 5 Agustus sampai 9 September 2017. Dalam kegiatan mengajar mengaji ini terbagi dalam beberapa bagian yakni mengenalkan tentang makhrujul huruf, menghafal surah-surah pendek dan praktek gerakan shalat serta menghafal doa-doa dalam shalat. Adapun peran saya dalam kegiatan mengajar mengaji ialah sebagai pengajar mengaji dan dilaksanakan ba’da magrib mulai malam senin-minggu. Kemudian semua kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Adapun kendala kami dalam mengajar mengaji ialah masih banyak anak-anak yang mengajinya tidak sesuai makhrujul huruf dan mereka melaksanakan sholat tidak sesuai dengan gerakan yang sesungguhnya serta kebanyakan mereka tidak hafal doa-doa dalam shalat. Akan tetapi, dengan kehadiran kami mahasiswa IAIN Kendari bisa mengubah mereka kearah yang lebih baik lagi yakni cara mengaji mereka sudah mulai baik dan sudah mengetahui tata cara shalat dengan baik beserta menghafal doa-doa dalam shalat.
Adapun respon masyarakat terhadap kegiatan yang kami lakukan ini sangat baik karena kata salah satu warga Desa Karemotingge yakni Mama Berbi (ketua karangtaruna) bahwa dengan kedatangan kami dan melaksanakan kegiatan tersebut sehingga dari tadinya anak-anak malas mengaji dan tidak tahu mengaji menjadi rajin dan semangat dalam belajar mengaji. Jadi dapat disimpulkan kegiatan yang kami laksanakan di Desa Karemotingge mendapat respon positif. Hal ini bisa dilihat dari pengakuan salah satu warga Desa Karemotingge.

d.      Melaksanakan tugas dari BKKBN
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 6-7 Agustus 2017. Kegiatan ini merupakan suatu program kegiatan kerjasama antara BKKBN dan kampus IAIN Kendari. Dimana isi kegiatan ini ialah mendata warga yang memiliki Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Sejahtera, dan Kartu Indonesia Pintar mulai dari Dusun 1 sampai Dusun 4. Adapun peran saya dalam kegiatan ini ialah mendata dan mewawancarai warga. Dalam melaksanakan kegiatan ini memilki beberapa kendala diantaranya ada warganya tidak ada di rumahnya yakni ada di gunung dan warga lainnya lagi pergi di Selatan. Akan tetapi, dengan melaksanakan kegiatan ini kami semakin dekat dengan warga dan warga simpatik sama kami mahasiswa IAIN Kendari. Kegiatan ini juga mendapat respon yang baik dari masyarakat karena warga semakin akrab dan senang sama kami mahasiswa IAIN Kendari.
e.       Melaksanakan Seminar BKKBN
Kegiatan ini dilaksanakan hari minggu tanggal 20 Agustus 2017. Kegiatan  ini dilaksanakan di Desa Tawainalu yang digabung 3 posko yakni dari Desa Roko-roko, Desa Tawainalu dan Desa Karemotingge. Sebenarnya yang melaksanakan kegiatan ini ialah kami dari Desa Karemotingge tapi berhubung di Desa Karemotingge belum ada balai desanya sehingga dipindahkan di Desa Tawainalu dan digabung dengan dari Desa Roko-roko. Adapun peran saya dalam kegiatan ini sebagai panitia konsumsi. Adapun kendala yang kami hadapi dalam melaksanakan kegiatan ini ialah kurangnya komunikasi yang baik antara kordes dengan ibu PKK. Karena dalam melaksanakan kegiatan ini bertabrakan jadwalnya dengan kegiatan ibu PPK. Akan tetapi, semua hal tersebut bisa kami atasi dengan mngedepankan dulu kegiatan seminar BKKBN baru kegiatan ibu PKK. Kemudian dalam melaksanakan kegiatan ini mendapat respon yang baik dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan meraka dalam mengikuti seminar BKKBN tersebut.
f.       Silaturahmi ke rumah warga
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Agustus sampai tanggal 13 September 2017. Adapun tujuan kami silaturahmi ke rumah warga ialah untuk mengakrabkan kami dengan masyarakat setempat. Kami bersilaturahmi ke rumah warga dari Dusun I sampai Dusun 4. Kemudian setiap rumah yang kami kunjungi mendapat jamuan dan perlakuan yang baik yakni kami disediakan teh, jus dan kue. Hal ini menandakan bahwa warga yang kami kunjungi antusias dan senang menjamu kedatangan kami mahasiswa IAIN Kendari. Adapun peran saya dalam hal silaturahmi ialah sebagai pewawancara. Adapun kendala yang kami hadapi dalam silaturahmi ini ialah jarak rumah warga yang sangat jauh dengan posko kami. Apalagi Dusun 3 dan Dusun 4 terletak di gunung yang jaraknya 3 kilo dari posko kami. Kalau Dusun 1 dan Dusun 2 dekat dengan posko kami.
g.      Melaksanakan seminar inisiasi PAUD dan Penyerahan Bantuan dari BKKBN
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 12 September 2017 di balai Desa Karemotingge. Kegiatan seminar ini dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Kendari, dari BKKBN, beberapa Dosen Pembimbing Lapangan, dari LPPM, Kepala Desa dan Warga setempat. Adapun peran saya dalam pelaksanaan kegaitan ini ialah sebagai panitia pelaksana kegiatan. Adapun kendala yang kami hadapi dalam kegiatan ini ialah kurangnya komunikasi yang baik antara Kepala Desa dan Kordes. Akan tetapi, masaalah tersebut bisa diatasi dengan baik oleh kordes dan Kepala Desa. Hal ini dapat dilihat dari lancarnya pelaksanaan seminar inisiasi PAUD dan Penyerahan Bantuan dari BKKBN.
h.      Melaksanakan Festival Anak Sholeh
Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid At-taqwa tanggal 8 September 2017 ba’da zuhur. Kegiatan ini terdiri dari lomba menghafal surah-surah pendek, Lomba Azan, Lomba Melaksanakan shalat disertai dengan bacaan lafalnya secara baik dan benar dan Lomba Mengaji atau Tilawah Al-Qur’an. Adapun peran saya dalam kegiatan ini ialah sebagai juri dalam lomba menghafal surah-surah pendek. Kemudian dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ada kendala sedikitpun dan semua kegiatan festival anak sholeh dan sholehah ini berjalan dengan baik. Kemudian kegiatan ini mendapat respon yang baik dari masyarakat ketika melihat anak-anak meraka berlomba-lomba mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari kehadiran orang tua meraka saat kegiatan festival anak soleh dan solehah i ni berlangsung.



B.     Kegiatan Individual
Berikut ini kegiatan individual yang saya laksanakan selama di lokasi KKN yaitu
1.      Mengajar TPA dengan tema “Makhrujul huruf dan tilawah
Gambar diatas ialah mengajarkan kepada anak-anak TPA  tentang pentingnya membaca al-Qur’an dengan tajwid yang baik. Alasan utama saya mengangkat tema diatas ialah setelah memperhatikan melalui observasi bahwa cara mengaji anak- anak tersebut belum sesuai dengan kaidah tajwid yang sebenarnya dan untuk mengajarkan cara membaca al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dan mengecek sejauh mana anak-anak TPA dalam pengaplikasikan cara membaca al-qur’an tersebut dengan baik. Adapun tujuan dari kegiatan ini ialah unutk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya membaca al- Qur’an dalam kehidupan sehari- hari dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan setelah shalat magrib di Masjid At-taqwa mulai dari malam senin- rabu dan tanggal 5 Agustus sampai 9 September 2017.
2.      Mengajar TPA dengan tema “Menghafal surah- surah pendek
            Gambar diatas  ialah anak-anak TPA yang sedang menghafal surah-surah pendek yang ada dalam Al-Qur’an. Adapun tujuan utama mengangkat tema ini ialah agar anak-anak bisa menghafal surah-surah pendek yang terdapat dalam al-qur’an dan mengaplikasinya dalam kehidupan sehari- hari terutama ketika hendak melaksanakan shalat. Saya memandang dengan tema ini akan menambah wawasan tentang pentingnya menghafal surah-surah pendek dalam Al-Qur’an. Kegiatan ini dilaksanakan setelah shalat magrib setiap malam kamis tanggal 9,16,23,30 Agustus sampai 6 September 2017.
3.      Mengajar TPA dengan tema “Praktek gerakan shalat dan Menghafal doa- doa shalat
Gambar diatas ialah anak-anak TPA yang sedang menghafal doa-doa shalat dan Praktek gerakan shalat. Tujuan utama saya mengangkat tema diatas ialah agar anak-anak bisa melaksanakan shalat sesuai dengan tuntunan islami dan menghafal doa-doa shalat dengan baik serta di terapkan dalam kehidupan sehari- hari. Saya memandang tema ini bahwa sangat bagus diterapkan untuk menambah pengetahuan mereka tentang cara melaksanakan sholat sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Kegiatan ini di laksanakan setiap malam sabtu mulai tanggal 11,18,25 Agustus sampai 2 September 2017.
4.      Ceramah dengan tema “Kematian
Gambar diatas tentang orang-orang yang sedang mendengarkan ceramah dengan tema kematian. Adapun tujuan utama saya mengangkat tema diatas ialah untuk mengingatkan kepada seluruh yang hadir di Masjid baik bapak- bapak, ibu- ibu dan anak-anak agar selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan mereka kepada allah swt karena kita tidak tahu kapan dan dimana kematian akan menjemput kita. Kegiatan ini dilaksanakan setelah ba’da magrib malam selasa tanggal 21 Agustus 2017.
5.      Ceramah dengan tema “Mensyukuri nikmat Allah swt
Gambar diatas ialah masyarakat yang sedang mendengarkan ceramah dengan tema mensyukuri nikmat allah swt. Adapun tujuan utama saya mengangkat tema diatas ialah untuk mengingatkan kepada mereka betapa pentingnya mensyukuri setiap nikmat yang allah swt. berikan kepada kita mulai dari alam kandungan sampai saat ini baik secara fisik maupun nonfisik. saya berharap dengan mengangkat tema ini juga masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. kegiatan ini dilaksanakan setelah ba’da magrib malam sabtu tanggal 25 Agustus 2017.
6.      Mengajar di SDN 1 Karemotingge
Gambar diatas tentang anak-anak yang sedang mendengarkan penjelasan materi yang saya bawakan. kemudian tugas saya di SDN I Karemotingge mengajar Kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan kelas 5. Mata pelajaran yang saya ajarkan di kelas 1 dan 2 bersifat tematik sedangkan di kelas 3 Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Pendais dan Pendidikan Kewarganegaan dan Kelas 5 Mata pelajaran Pendais. Adapun tujuan utama saya mengajar di SDN 1 Karemotingge yakni untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di Kampus. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari mulai hari senin sampai hari jum’at.
7.      Ikut Gerak Jalan bersama ibu PKK
Gambar diatas tentang saya dan ibu PKK sebagai peserta gerak jalan. Adapun tugas saya disini sebagai peserta gerak jalan bersama dengan ibu PKK Desa Karemotingge. Tujuan utama saya mengikuti gerak jalan bersama ibu PKK ialah untuk mengakrabkan diri dengan masyarakat mengingat tujuan utama KKN ialah mengabdi kepada masyarakat. Saya mulai latihan bersama ibu PKK mulai tanggal 5 sampai 14 Agustus 2017. Dimana tanggal 14 merupakan pelaksanaan seluruh peserta gerak jalan Sekecamatan Tirawuta bagi ibu PKK.
8.      Pendampingan gerak jalan SDN I Karemotingge
Gambar diatas ialah tentang saya mendampingi  peserta putra dalam melaksanakan gerak jalan. Adapun tugas saya sebagai pendamping peserta gerak jalan putra SDN 1 Karemotingge dengan nomor urut 79. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Tirawuta pada hari minggu tanggal 13 agustus 2017.
9.      Kegiatan PERSAMI Pramuka
Gambar diatas tentang kegiatan PERSAMI Pramuka di SDN 1 Karemotingge. Adapun tugas saya sebagai panitia pelaksana kegiatan PERSAMI Pramuka di SDN I Karemotingge. Alasan mengangkat tema diatas ialah untuk mengajarkan tentang pramuka kepada mereka. Saya memandang tema ini bahwa sangat bagus untuk menambah pengetahuan tentang kepramukaan bagi siswa dan siswi SDN I Karemotingge. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-11 September 2017
10.  Pelatihan Guru PAUD Mataiwoi

Gambar diatas tentang melaksanakan pelatihan guru PAUD. Adapun tujuan utama  mengangkat tema diatas ialah untuk melatih peserta guru PAUD Mataiwoi tentang cara mengajar dengan baik. Tugas saya sebagai pantia pelaksana kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 8-10 september 2017.
11.  Melaksanakan Zikir  Akbar
Gambar diatas tentang masyarakat yang mengikuti zikir akbar di Masjid At-Taqwa. Saya sebagai peserta yang mengikuti zikir akbar bersama warga sekecamatan tirawuta yang dilaksanakan di Desa Karemotingge. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid At- Taqwa hari jum’at tanggal 8 September 2017.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesan Selama KKN
KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi saya bukan hanya sekedar kewajiban yang dilakukan mahasiswa tingkat akhir dari universitas kepada mahasiswa, bukan hanya pengabdian kepada masyarakat, akan tetapi lebih dari itu. KKN mengajarkan ilmu tentang kehidupan langsung bermasyarakat, memahami masyarakat, melihat masalah yang ada dalam masyarakat dan berusaha untuk memecahkannya. Selama kurang lebih empat puluh lima hari saya berada di ”kampung orang”, di tengah-tengah masyarakat Desa Karemotingge, ada banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Pelajaran yang tidak saya temui di bangku kuliah, yaitu pelajaran tentang arti hidup ini dan pelajaran tentang bermasyarakat. Memang di kampung saya, saya sudah terlibat dalam kegiatan bermasyarakat, tetapi di tempat KKN dengan adat budaya yang berbeda, saya jadi lebih banyak lagi belajar bermasyarakat.
Dengan adanya kegiatan KKN saya mempunyai lebih banyak teman. Bahkan saya merasa bukan hanya sekedar teman, tapi teman-teman dalam kelompok KKN ini sudah seperti saudara dan keluarga kedua, karena hubungan yang begitu intens selama melakukan kegiatan di Desa Karemotingge. Bagi saya waktu selama satu bulan setengah melakukan kegiatan KKN bukanlah waktu yang lama, melainkan sebentar. Saya mengatakan sebentar mungkin karena saya sudah merasa nyaman dengan keadaan lingkungan desa tempat kami melakukan kegiatan KKN, terlebih lagi dengan masyarakat yang menerima kedatangan saya dan teman-teman dengan baik. Pada minggu pertama mungkin saya dan kelompok masih dalam proses berinteraksi dengan masyarakat, mencoba untuk berbaur dengan masyarakat. Dan pada minggu selanjutnya kami fokus dengan kegiatan-kegiatan atau program kerja yang telah dibuat oleh saya dan teman-teman.
Di tempat KKN, kami mendapatkan tempat tinggal di rumah bapak Dusun II (Bapak  Tabe), sehingga dapat mempermudah urusan surat menyurat dan meminta tanda tangan beliau. Jadi selama saya dan teman-teman melakukan kegiatan, rumah tersebut dijadikan sebagai rumah penginapan sekaligus tempat kesekretariatan kelompok KKN saya. Alhamdulillah, selama melakukan kegiatan KKN, kegiatan saya dan teman-teman mendapatkan dukungan dari bapak Kepala Desa. Beliau mengatakan: “Apa pun yang teman-teman lakukan asalkan itu baik untuk warga desa Karemotingge, bapak dukung”. Walaupun dalam beberapa kegiatan Bapak jarang hadir dalam acara-acara yang kami laksanakan karena kesibukan beliau sebagai kepala desa.
Di Desa Karemotingge, saya beberapa kali diajak oleh warga untuk menghadiri acara seperti aqiqah, pesta pernikahan, dan yang lainnya yang biasanya diadakan pada siang hari. Dengan acara tersebut saya merasa senang sekali karena menambah kedekatan saya dengan warga, sehingga saya bisa dengan mudah melakukan wawancara jika ada sesuatu yang saya butuhkan.
Alhamdulillah saya dan teman-teman berada di lingkungan bersama sebagian warga yang selalu menyempatkan diri dalam setiap acara atau pun kegiatan yang kami laksanakan, mulai dari kegiatan sosialisasi mengenai tema yang akan kami angkat sebagai concept note, penyuluhan keluarga berencana, kerja bakti, dan lain sebagainya. Selain itu, warga desa juga sangat ringan tangan dan suka berbagi, terutama saat Hari Raya idul Adha. Di sana banyak yang mengundang kami untuk masiara (berkunjung) ke rumah warga.
Dari warga desa tersebut saya banyak belajar. Belajar untuk saling berbagi, belajar untuk memberikan yang terbaik dengan apa yang kita punya. Bahkan dalam kondisi ekonomi yang kurang pun mereka berbagi, mereka mau memberi. Saya juga banyak belajar dari anak-anak kecil yang ada di desa tempat kami KKN. Saya melihat mereka gemar sekali mengaji. Dalam sehari mereka dapat hadir di beberapa tempat pengajian. Pada siang hari mereka belajar mengaji dengan membawa kitab Iqra’ di tangan kanannya. Kemudian pada sore harinya mereka belajar mengaji lagi di tempat pengajian yang berbeda. Pada waktu maghrib, merekapun juga mengaji bersama kami di masjid. Alhamdulilah, Desa Karemotingge menyisahkan banyak cerita dan pengalaman yang luar biasa bagi saya dan teman-teman posko 13. Desa Karemotingge sangat luar biasa.
B.     Saran dan Rekomendasi
1.      Saran
Untuk dapat melaksanakan program dengan baik sesuai dengan target dan tujuan, maka ada hal-hal yang perlu dilakukan dan di perhatikan, yaitu:
a.       Perlunya komunikasi dengan semua  pihak yang terkait sehingga tercipta sirahturahmi dan kerja sama yang kuat.
b.      Komunikasi yang baik dalam pelaksanaan KKN
c.       Mahasiswa hendaknya lebih aktif lagi dalam pelaksanaan KKN, agar keberadaan mahasiswa KKN dapat memberikan suatu yang lebih berarti bagi masyarakat.
d.      Bagi masyarakat, hasil yang diperoleh hendaklah perlu dikembangkan sehingga dapat memberikan  manfaat yang lebih besar bagi masyarakat di masa yang akan datang. Juga setelah sepeninggal mahasiswa KKN IAIN, masyarakat dapat tetap saling berkomunikasi dan menjalin siratuhrahmi.
e.       Kami berharap program yang telah kami laksanakan dapat terus dilanjutkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh warga maupun pemerintah setempat sehingga mampu mendukung kegiatan-kegiatan kemasyarakatan Desa Karemotingge.

2.      Rekomendasi
Hendaknya program-program yang telah kami laksanakan dapat dijadikan sebagai motivasi dan masukan untuk menambah pengalaman / keterampilan serta mendorong terwujudnya suatu masyarakat yang lebih aktif, dinamis, sehat dan sejahtera serta dapat menjadi contoh bagi kelurahan atau desa lain.
Agar pelaksanaan KKN lebih baik dan sesuai dengan tujuan LPPM IAIN Kendari, perlu diperhatikan beberapa rekomendasi yang dapat penyusun berikan setelah melaksanakan KKN antara lain:
    1.      Dalam mempersiapkan pelepasan mahasiswa ke lokasi KKN diharapkan dimasa mendatang LPPM lebih mempersiapkan bekal, setidaknya dengan adanya perkuliahan dengan matakuliah yang membahas bagaimana cara berinterakasi secara langsung dengan masyarakat dan untuk peserta KKN.
    2.      Untuk LPPM di harapkan meninjau jumlah unit atau peserta KKN yang diturunkan agar sesuai dengan luas daerah tempat KKN yang dituju, juga dalam pembagian tenaga (laki-laki dan perempuan) yang sangat penting demi kelancaran semua program kegiatan  agar program yang di berikan dapat merata dan tepat sasaran
    3.      Dalam merancang KKN, LPPM diharapkan lebih memperhatikan daerah tempat KKN yang dituju agar ilmu yang diperoleh dalam bangku kuliah dapat diterapkan dengan lebih maksimal dalam kegiatan KKN sehingga dapat meningkatkan daya saing lulusan IAIN Kendari.
    4.      Pihak kampus harus lebih sering turun ke lokasi KKN termasuk DPL agar bisa lebih banyak memberikan bimbingan dan arahan guna melahirkan mahasiswa yang lebih baik dalam melaksanakan semua program kegiatan dengan hasil yang optimal dan menjadi panutan yang luar biasa bagi masyarakat dan masyarakat dapat menilai IAIN Kendari  Sebagai Universitas yang pantas menjadi Universitas unggulan.






























Dear Diary
Senin, 31 Juli 2017.
            KKN menjadi hal yang paling penting sehingga saya yang tidak pernah keluar subuh akhirnya menikmati juga udara diluar hanya karena hadir cepat di kampus untuk pemberangktan ke lokasi. Meski kesehatan tengah terganggu, tapi tetap berusaha untuk hadir di kampus pukul 05: 00.  Tiba di kampus,  kami menunggu keberangkatan ke lokasi KKN. Dan kami berangkat ke lokasi ( Kolaka Timur) pukul 07:30. Dalam perjalanan teman- teman  cerita dengan senangnya, tapi aku hanya terdiam membisu (sakit kepala)  hingga tiba di Kolaka Timur di tempat penerimaan Mahasiswa KKN. Kami pun semua menuju di aula penerimaan mahasiswa KKN sampai selesai.
            Setelah itu, kami menuju kerumah kepala desa. Tiba di rumah kepala desa kami di sambut dengan sangat baik dan istri kepala desa menyiapkan kami minuman teh serta makanan. Kemudian kami istrahat di rumah kepala desa setelah menyantap apa yang mereka siapkan. Pukul 05: 30 kamipun berangkat ke rumah kepala dusun II. Dan di rumah kepala dusun inilah tempat kami bersama teman- temanku serta memulai cerita yang baru selama kurang lebih 45 hari.
              Inilah cerita saya pada saat pemberangkatan KKN dan kurang menyenangkan karena pemberangkatan KKN pada tahun ini kesehatan saya kurang mendukung (sakit kepala). Mulai awal pemberangkatan sampai di lokasi KKN, dari tempat penerimaan KKN ke rumah kepala desa serta ke rumah kepala dusun terasa hampa dan hambar bagaikan sayur tanpa garam.

Selasa, 1 Agustus 2017.
            Pada hari ini saya bangun 04:30 untuk mengerjakan tugas yang telah ditentukkan oleh Kordes yakni salah satunya memasang baliho dan mencuci piring walaupun dalam keadaan kurang fit ( sakit kepala). Setelah itu kami berencana ingin jalan- jalan menelusuri keadaan Desa Karemotingge tapi kordes kami pergi duluan tanpa pamitan sama kami. Saya dan teman – temanku merasa kesal karna baru awal kita bersama, kordes tega meninggalkan kami entah kemana baru hpnya dikasih mode penerbangan sehingga setiap kami menghubunginya akan muncul nada “ Maaf nomor yang anda tujuh tidak dapat dihubungi”.
Lama kami menunggu, akhirnya kordes muncul juga batang hidungnya dengan wajah yang begitu cuek yang tidak menghiraukan kami tapi kamipun tak menghiraukannya pula. Kami menatap kordes dengan wajah yang penuh kesal. Pukul 12:30 kamipun diajak sama kordes berjalan– jalan (observasi) di rumah warga. Wah....Ternyata warga Desa Karemotingge ramah- ramah dan perasaan kesal tadi sudah mulai hilang seiring dengan senyuman indah dan manis dari warga sekitar serta Pukul 4: 30 kamipun pulang di posko.
Kemudian tiba di posko kami breaving, kordes pun menjelaskan tentang apa yang di lakukan terhadap kami dan jawabannya ternyata dia menguji kami sejauh mana kesabaran kami ketika dia tidak ada di tempat kayak hidup di dunia misteri karena kordes kami penuh teka –teki yang sulit kami pecahkan. Huuuuuuu !!!!!! Menyebalkan..........!!!!!!!!!
Satu hal yang paling menyenangkan di hari ini yakni dari SD sampai Kuliah, saya belum pernah lihat pohon cengkeh, coklat, merica, dan durian. Alhamdulilah Allah SWT Memang luar biasa dan saya bisa lihat pohon-pohon impianku tersebut di Desa Karemotingge tercinta ini .
Inilah cerita perdana saya di lokasi KKN yang begitu menyebalkan karena kordes dan yang menyenang untuk diri pribadi saya bisa melihat pohon impian saya dari kecil.

Rabu, 2 Agustus 2017
            Pada hari ini seperti biasa kami perempuan menyiapkan dulu sarapan pagi. Setelah itu kami akan melanjutkan observasi di Desa Karemotingge yang tercinta ini. Adapun tujuan kami pada hari ini adalah TK, TPA, SD dan Rumah warga. Pukul 08:00  saya bersama teman- teman siap jalan– jalan lagi menelusuri desa yang masih asing ini. Tibalah kami di TK, betapa kagetnya kami siswanya hanya  2 orang dan belum ada gedung tempat belajar mereka dan mereka masih belajar di balai darurat. Ha.aaaa!!! tapi kami menyadari bahwa maklum namanya juga baru desa pemekaran. setelah kami berbincang- bincang sama gurunya, kami melanjutkan perjalanan.
Alhamdulilah lanjut ke tujuan berikutnya yakni TPA, tapi belum sampai di TPA kami singgah di rumah warga yang namanya Ibu Bumdes. Wahhhhh!!!!!!!!!, ibu Bumdes ini sangat baik hati, ramah, cerewet dan periang. Dia memyambut kami dengan senyuman yang dasyat dan menyiapkan minuman teh serta biskuit- biskut favorite. Hehehehhehheheheh, saking cerewetnya kamipun diajak bercerita sampai kami lupa waktu dan tidak jadi observasi di SD. Ibu Bumdes ini sangat gaul dan senang sama kami, sampai dia ingin kami tinggal di rumahnya. Setelah itu kami berkunjung ke TPA (rumah kakaknya ibu Bumdes). Wah!!!!! Kamipun bercerita- cerita lagi sama pemilik TPA ini (kakaknya ibu Bumdes), tapi lucu kakaknya ibu Bumdes pendiam orangnya, kecuali kita tanya baru dia bercerita. Beda dengan dengan adiknya ibu Bumdes.
Adapun kegiatan kami malam yakni mengerjakan PR anak SMP dan bercerita sama KADES. KADES Karemotingge ini  sangat baik hati dan perhatian sama kami. Walaupun malam dia tetap datang mengunjungi kami, padahal posko kami dan tempat dia tinggal sangat berjauhan kurang lebih 4 kilo. Terima kasih kepada allah swt karena dia telah menciptakan kepala desa yang sangat baik hati dan perhatian sama kami.
Inilah cerita hari ketiga saya di Desa Karemotingge yang begitu menyenangkan. Adapun tempat yang kami kunjungi ada tiga yakni TK, TPA,dan Rumah Warga. hal yang perlu diperhatikan di TK yakni meyakinkan orang tua dan anak- anak tentang betapa pentingnya kita sekolah supaya mereka datang sekolah  di TK tersebut walaupun gedungnya masih darurat dengan kemauan sendiri. Dan di TPA yakni berusaha juga meyakinkan mereka tentang pentingnya membaca al- Qur’an dengan baik dan benar.

Kamis, 3 Agustus 2107
        Pada hari ini seperti biasanya kerja dulu di dapur baru melanjutkan observasi di Desa Karemotingge yang tercinta ini. Adapun tempat yang di kunjungi kali ini yakni SD. Karena sudah beberapa kali kita rencanakan berkunjung tidak pernah sampai di SD selalu di tahan di rumah warga. Pukul 07:30 kami melanjutkan perjalanan langsung ke SD. Tiba di SD, kami di sambut baik sama guru- guru dan dipersilahkan masuk di ruang guru. Kamipun bercerita- cerita sama guru – guru di SD sambil menunggu Kepala Sekolah dan menikmati minuman dan kue yang sudah disiapkan diatas meja. Kemudian tibalah kepala sekolah dengan senyuman manis dan kamipun lanjut cerita sama kepala sekolah. Wahhhhh!!!!!!!!!, kepala sekolah SD karemotingge ini sangat baik hati, sopan dan ramah.
            Alhamdulilah tak lupa mengucapkan kata terima kasih kepada Allah SWT atas semua karunia yang diberikan kepada Kelompok Kami dan Kepala sekolah tersebut menyuruh kami untuk  melatih gerak jalan.  Pukul 02:30 kami pun pergi lagi di SD melatih gerak jalan bersama teman- teman yang tinggal di Rumah Pak guru. Dengan kedatangan kelompok 14 yang bersedia gabung di kelompok kami menjadi bertambah personil kelompok kami. Wahhhhhhh!!!!!!, kini kelompok kami berjumlah 12 orang. Asyikkk...!!!!!!!, kelompok 13 sangat luar biasa dan semoga kegiatan kami di Desa ini berjalan dengan baik.
            Inilah cerita hari ke empat saya di Desa Karemotingge tercinta ini yang begitu  menyenangkan karena bertemu dengan Guru, Kepala Sekolah serta siswa- siswi SD yang ganteng dan cantik- cantik. Dan yang melelahkan ketika saya dan teman- teman melatih siswa dan siswi gerak jalan. Jujur saja saya baru pertama melatih siswa dan siswi gerak jalan.

Jum’at, 4 Agustus 2107.
        Adapun agenda kami pada hari ini yakni mengadakan Seminar Program Kegiatan selama kami berada di lokasi KKN bersama warga sekitar Desa Karemotingge. Pukul 12:00, saya bersama teman- teman menuju mesjid untuk melaksanakan seminar tersebut. Dan pukul 1:00 kamipun melaksanakan seminar sampai selesai serta dosen pembimbing tiba di tempat seminar ketika kami sudah selesai seminar dan tinggal perkenalan. Maklum kata warga yang hadir disitu “Tak kenal Maka Tak sayang Maka Tak Cinta”. Alhamdulilah seminar kami berjalan dengan lancar dan warga menerima program yang kami ajukan.
            Setelah itu, saya dan teman- teman bersama dosen pembimbing menuju ke rumah pak guru untuk istrahat sejenak. Kemudian kami dan teman- teman bersama dosen pembimbing menuju poskoku. Tiba di poskoku, kami dan dosen pembimbing bercerita sejenak setelah itu dosen pembimbing pulang di Kendari.
            Inilah cerita hari ke lima saya yakni sangat menyenangkan karena Seminar program kegiatan KKN kami berjalan dengan lancar di Desa Karemotingge ini dan di terima oleh warga sekitar.
       
Sabtu, 5 Agustus 2017.
        Agenda saya hari ini ialah melatih gerak jalan SDN I Karemotingge. Ternyata menjadi seorang pelatih gerak jalan tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan tapi membutuhkan kesabaran yang luar biasa apalagi yang kita latih ini anak–anak yang masih kecil dan memerlukkan kasih sayang dari diri kita sendiri (seorang guru). Sebenarnya menyenangkan jadi seorang guru tapi harus diiringi sikap sabar, semangat dan tekun dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi oleh siswa-siswa yang akan kita bimbing nanti.
            Inilah cerita hari ke enam saya yakni menyenangkan dan membutuhkan kesabaran dalam melatih gerak jalan siswa dan siswi SDN I Karemotingge.

Minggu, 6 Agustus 2017
        Kegiatan saya hari ini ialah Memasak dan Mendata warga yang memiliki Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonsia Sejahtera. Alhamdulilah setelah memasak dan sarapan bersama kita melanjutkan kegiatan selanjutnya yakni mendata warga. Dalam kegiatan mendata warga kami membagi tugas yakni Akbar Riadi dan Hir Abrianto bertugas mendata warga dusun III, Musma Windi dan Siti Lestari bertugas mendata warga yang rumahnya di jalan sebelah kiri (Dusun II) dan saya bersama Dwi Yuliani bertugas mendata warga di jalan sebelah kanan (Dusun II) serta yang lainnya di data oleh posko 14.
            Kemudian, saya dan temanku mulai berkunjung dari rumah ke rumah warga untuk mendata. Alhamdulilah dari sini saya bisa mengetahui bahwa warga Desa Karemotingge ada yang ramah dan ada yang cuek. Dari sini pula saya semakin akrab dengan warga Desa Karemotingge. Satu hal yang tidak bisa saya lupa yakni ada warga yang curhat tentang keadaan keluarganya yang berantakkan yakni dia bercerai sama suaminya dan suaminya menikah sama orang lain serta dia pun menikah sama warga Desa Karemotingge. Wah!!! Ceritanya sungguh menyedihkan tapi alhamdulilah sekarang keadaannya sungguh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan dia bercerita bahwa dia lebih bahagia menikah sama suami yang keduannya daripada sama suami yang pertamanya. Dari sini saya menyadari bahwa Allah SWT selalu menunjukkan jalan yang terbaik terhadap umatnya jikalau kita selalu bersabar dan meningkatkkan ketakwaan kita kepada- Nya.
            Inilah cerita hari ke tujuh saya yakni sungguh istimewa, menyenangkan dan menyedihkan. Yang menyenangkan ketika mendata warga dari satu rumah ke rumah yang lain serta yang menyedihkan ketika mendengar curahan hati dari seorang warga Desa Karemotingge.

Senin, 7 Agustus 2017
        Agenda saya pada hari ini ialah berkunjung di SDN I Karemotingge dan mulai Latihan gerak jalan bersama warga Desa Karemotingge. Alhamdulilah, pagi melatih  siswa dan siswi SDN I Karemotingge Gerak jalan. Adapun sore mulai latihan gerak jalan bersama warga desa dan semuanya berjalan lancar. Hal yang paling menyenangkan yakni ketika ibu desa bersama kepala desa membawakan baju, celana dan topi yang akan kami gunakan untuk gerak jalan nanti pada tanggal 14 Agustus 2017. Alhamdulilah, betapa senangnya hatiku dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang khalik  karena mendapat baju, celana dan topi yang baru dari Ibu desa dan Kepala desa.
            Inilah cerita hari ke delapan saya yakni dapat baju, celana dan topi yang baru.

Selasa, 8 Agustus 2017
        Adapun kegiatan saya hari ini yakni latihan gerak jalan bersama warga Desa Karemotingge. Alhamdulilah latihannya berjalan lancar dan mudah- mudahan membuahkan hasil yang menyenangkan dengan izin Allah SWT. Satu hal yang tidak bisa terlupakan saat latihan yakni indahnya kebersamaan dan walaupun dalam keadaan capeh, letih, lelah dan lesuh tapi tetap tersenyum. Walaupun kami selalu latihan bersama tapi kami memiliki sifat yang beda antara satu dan yang lainnya. Dari sinilah kami akan berusaha menyatukan perbedaan itu menjadi satu. Sesuai bunyi bhineka Tunggal ika “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”
            Inilah cerita hari ke sembilan saya yakni latihan gerak jalan bersama ibu- ibu yang cerewet dan cantik.

Rabu, 9 Agustus 2017
        Adapun agenda saya hari ini ialah memasak dan latihan gerak jalan bersama warga Desa Karemotingge. Seperti biasa setelah memasak yakni sarapan bersama teman- teman poskoku. Setelah itu, saya dan teman- teman pergi cari sayur pakis di sawah. Dalam perjalanan menuju ke sawah, kami tidak lupa untuk tetap tersenyum dan mengabadikan setiap momen yang kami lewati melalui HP kesayanganku (selfi).
            Pukul 15:30 saya dan teman- temanku latihan gerak jalan bersama ibu-ibu yang cantik. Dalam latihan kali ini sangat menjengkelkan karena kita yang di depan sudah latihan serius tapi ibu – ibu yang di belakang malah tidak serius latihan. Hmmmmm!!!!!!!!!!!...
Sebenarnya saya tidak mau ikut latihan gerak jalan tapi kembali lagi mengingat bahwa tujuan utama KKN yakni mengabdi kepada masyarakat. Selain itu, kita juga harus melakukan pendekatan kepada masyarakat agar mengenal meraka lebih dalam lagi. Yang saya harapkan ketika penarikan KKN nanti, kami meninggalkan kesan dan pesan yang baik terhadap masyarakat Desa Karemotingge.


Kamis, 10 Agustus 2017
        Kegiatan kali ini yakni belanja di pasar dan latihan gerak jalan. Saya dan Siti Lestari pergi di pasar untuk belanja kebutuhan kami yang kurang. Tiba di pasar saya bertemu dengan teman- teman KKN IAIN dari posko yang lain. Kami pun jalan sama–sama dan bercerita sedikit mengenai keadaan posko kami masing-masing. Setelah itu kami berpisah dan pulang di posko masing–masing. Hal yang paling mengagetkan yakni harga pakaian di pasar roko – roko lebih murah meriah ketimbang harga pakaian di Kendari. Akhirnya saya pun tertarik membeli baju dan celana.
            Adapun agenda sore hari seperti biasanya yakni latihan gerak jalan bersama ibu- ibu cerewet. Latihan kali ini sangat menyenangkan karena terhibur oleh gosip ibu-ibu yang cerewet. Walaupun dalam keadaan capeh dan lelah kami tetap latihan dengan semangat dan tetap tidak pernah lupa untuk mengabadikan setiap momen yang kami lewati (Selfi).
            Demikian cerita hari ke sebelas saya yakni seputar berbelanja dan latihan gerak jalan bersama warga desa Karemotingge.
           
Jum’at, 11 Agustus 2017
        Kegiatan hari ini yakni berkunjung di SDN I Karemotingge dan latihan gerak jalan bersama warga Desa Karemotingge. Alhamdulilah pagi seperti biasanya  yakni pukul 08:00 kami berkunjung ke Sekolah untuk melatih mereka gerak jalan. Setelah itu kamipun pulang istrahat di posko menunggu kegiatan selanjutnya yakni latihan gerak jalan bersama warga setempat. Tiba waktu sore, hujanpun turun sampai malam dan akhirnya batal latihan gerak jalan bersama warga setempat. Dan batal pula pergi di Masjid untuk sholat berjama’ah. maklum hujan di Desa Karemotingge sangat awet.

Sabtu, 12 Agustus 2017
        Agenda saya kali ini yakni ke SDN 1 Karemotingge dan latihan gerak jalan bersama warga. Pagi pukul 7: 30  saya, Hir Abrianto dan Akbar Riadi berkunjung ke sekolah untuk melatih siswa dan siswi gerak jalan. Kami melatih mereka dengan serius karena besok kegiatan gerak jalan untuk Kecamatan Tirawuta di laksanakan atau di istilahkan dengan gladi bersih gerak jalan. Setelah itu, kami mengumpulkan mereka masuk ruangan untuk memberikan arahan dan motivasi agar tetap semangat dalam mengikuti kegiatan gerak jalan walaupun dibawah sinar matahari yang sangat panas. Dalam kegiatan gerak jalan tersebut, siswa perempuan peserta gerak jalan yang kami latih mendapat nomor urut 9 dan siswa laki – laki mendapat nomor urut 79. Hal yang paling saya takutkan besok yakni jangan sampai mereka gugup saat hormat terhadap bupati Kolaka Timur. Saya hanya berdoa kepada sang khalik semoga siswa dan siswiku besok tidak ada yang gugup. Itulah hal yang paling saya harapkan. Pulang dari sekolah, kami bertiga singgah di rumah warga untuk silaturahmi. Satu hal yang mengagetkan saya yakni seumur hidupku belum pernah melihat proses pembuatan gula aren.  Wahhh....., keren alhamdulilah berkat singgah di rumah warga yang satu ini, saya bisa melihat proses pembuatan gula aren yang dijual di pasar.
            Kegiatan sore saya yakni latihan gerak jalan bersama warga setempat. Dalam latihan kali ini, kami sangat serius dan tidak ada yang main- main karena tinggal 2 hari lagi sudah waktunya kegiatan gerak jalan tersebut dilaksanakan. Alhamdulilah latihannya kali lancar. Serta walaupun dalam keadaan capeh masih tetap dilanjutkan dengan kegiatan malam kami yakni mengajar TPA di masjid bersama teman- teman poskoku.

Minggu, 13 Agustus 2017
        Kegiatan saya hari ini adalah pendampingan gerak jalan tingkat SD, Gladi bersih gerak jalan ibu PKK, TPA, dan buat selempang. Alhamdulilah berawal dari pagi dengan suasana yang sangat mendukung (mendung). Kemudian pukul 07:30 sampai 12:30 saya dan Siti Lestari pergi mendampingi siswa dan siswi SDN I Karemotingge dalam memeriahkan hari kemerdekaan RI yang ke 72. Siswa yang perempuan mendapat nomor urut 9 dan siswa yang laki- laki mendapat nomor urut 79. Alhamdulilah meraka tetap semangat walaupun gerak jalan dibawah panasnya matahari. Saya dan teman- teman mendampingi peserta gerak jalan laki- laki. Ya allah dari sinilah mukaku mulai gosong karena saking panasnya matahari tapi alhamdulilah semua bisa terbayar dengan melihat siswa dan siswiku yang semangat dalam mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi ketika mereka hormat terhadap bupati tidak ada yang salah dan mereka tetap kompak, hal itulah yang membuat saya semakin semangat.
            Setelah itu, kamipun pulang bersama siswa dan guru SDN 1 Karemotingge. Pukul 15:30 saya dan teman- teman mengikuti latihan gladi bersih gerak jalan bersama ibu PKK. Hmmmmm......walaupun dalam keadaan capeh habis mendampingi siswa gerak jalan, saya dan teman- teman tetap semangat mengikuti latihan tersebut demi melakukan pendekatan  dan mengabdi kepada masyarakat. Kemudian pukul 17:30 kamipun pergi di Masjid untuk mengajar anak- anak mengaji. Setelah itu, kamipun pulang dan melanjutkan tugas yang terakhir yakni membuat selempang untuk persiapan gerak jalan besok bersama warga desa.

Senin, 14 Agustus 2017
        Agenda hari ini yakni mengikuti gerak jalan Sekecamatan Kolaka Timur, mengajar TPA dan bimbingan belajar bergambar. Alhamdulilah berawal dari suasana yang cerah, kamipun siap-siap untuk mengikuti gerak jalan. Kamipun sudah rapi dan siap untuk bertarung dengan panasnya matahari tapi ada satu kendala yakni saya sendiri belum lengkap penampilanku (tidak ada sepatuku). Dari tadinya penampilanku sudah rapi dan cantik berubah menjadi hancur dan menyedihkan karena tidak ada sepatuku. Dari sini, saya sudah berat melangkah untuk keluar bersama teman- teman dalam mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi ketika saya melihat mereka sudah rapi dan siap pergi, sayapun semakin sedih dan air mataku sudah mulai bercucuran membasahi pipiku sehingga keceriaan di wajah berubah menjadi kesedihan yang sangat mendalam. akan tetapi kesedihanku berhenti ketika seorang warga menelponku dan mengatakan bahwa ia menyediahkan sepatu untuk saya pakai.
Akhirnya, sayapun menyuruh Kordes untuk mengantar saya mengikuti mereka dalam kegiatan gerak jalan. Ketika sampai pada mereka sayapun mencoba sepatu tersebut tapi lagi- lagi sepatu yang  itu kebesaran untuk saya. Akan tetapi, datang istri Dusun II menganti sepatu yang dia gunakan dengan sepatu tersebut. Setelah itu, kamipun siap pergi ikut gerak jalan bersama warga setempat serta dalam kegiatan kali ini, kami mendapat nomor urut 75.  Wahhh...... dari ikut gerak jalan ini, mukaku semakin gosong karena matahari yang sangat panas. Akan tetapi ,Saat kami memberi hormat kepada Bupati Kolaka Timur, kami diberkan acuan jempol dari bupati kata kepala desa. Semoga saja latihan kami selama membuahkan hasil yang luar biasa.
Adapun agenda selanjutnya mengajar di TPA walaupun dalam keadaan capeh, lelah dan letih, kamipun tetap semangat mengajar anak- anak. Setelah itu, kamipun membimbing anak Kepala Dusun II untuk mengambar.
Demikian cerita hari ke empat belasku yakni menyenangkan dan menyedihkan. Tapi alhamdulilah dengan izin sang khalik semuanya bisa berjalan dengan lancar.

Selasa, 15 Agustus 2017   
        Agenda hari ini yakni silaturahmi di SDN I Karemotingge dan menunggu kedatangan mahasiswa KKN dari UHO. Pukul 07:30, kami yang perempuan pergi di Sekolah untuk mengambil roster supaya bisa membantu guru dalam mengajar. Setelah itu, kamipun pulang istrahat di posko. Kemudian pukul 17:20 mahasiswa KKN dari UHO bersama kepala desa tiba di posko kami. Kamipun melayani mereka dengan baik dan menyiapkan minuman teh dan beberapa biskuit. Adapun jumlah mahasiswa KKN dari UHO yakni 22 orang yang terdiri dari perempuan 16 orang dan  laki-laki 6 orang. setelah itu, kamipun melakukan perkenalan sama mereka, dimana kata pepatah bahwa “Tak kenal maka tak sayang maka tak cinta”. Wah!!!, senangnya kedatangan mahasiswa dari UHO dan walaupun almamater kami berbeda tapi insya allah kami akan selalu bersatu dan bekerjasama dengan baik. Karena kembali mengingat lagi bahwa tujuan utama dari KKN yaitu untuk mengabdi kepada masyarakat.





Rabu, 16 Agustus 2017,
        Pada hari ini kegiatan kami seperti biasanya pukul 04:30 bangun sholat subuh berjama’ah. Setelah itu, kami perempuan menyiapkan sarapan dan memanggil laki- lakinya sarapan bersama. Pukul 07:30, kamipun perempuan berangkat ke SDN I Karemotingge. Tiba disana kami disuruh mengajar kelas 1, kelas 2 dan kelas 5. Wah!!!!.... inilah pengalaman pertama saya yakni mengajar SD karena waktu PPL 2 kemarin saya mengajar siswa dan siswi SMK N 2 Kendari. Ternyata ada perbedaan saat mengajar di SD dan SMA. Perbedannya yakni kalau mengajar di SD harus dipenuhi rasa kasih sayang sedangkan mengajar di SMK harus butuh persiapan yang matang yang salah satunya kuasai materi. Menjadi seorang guru membutuhkan perjuangan dan semangat yang luar biasa. Menjadi seorang guru sangat susah tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Menjadi seorang guru harus memiliki kemampuan paedagogik, sosial, kepribadian, dan personal. Setelah itu, kamipun pulang istrahat di posko.
            Alhamdulilah pukul 15:00 kami kedatangan Ibu Desa dan Kepala Desa di posko. Kamipun berdiskusi dengan mereka mengenai kegiatan seminar pendidikan yang akan kami laksanakan pada hari minggu yang insya allah lokasinya di Desa Tawainalu. Setelah lama berdiskusi dengan Ibu Desa dan Kepala Desa, merekapun pamit pulang. Itulah kegiatan saya pada hari ke enam belas di Desa Karemotingge yang tercinta.

Kamis, 17 Agustus 2017
          Pada hari ini ialah HUT RI Yang ke 72. Hari yang mana setiap orang menantikan waktunya. Hari yang sangat berjasa bagi bangsa indonesia. Hari yang dimana waktu itu pahlawan sangat berkorban jiwa dan raganya demi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada hari ini waktu pagi saya dan Siti Lestari pergi belanja di pasar. setelah itu, kami pulang dan berencana pergi mengikuti upacara bendera di Kelurahan Rate-Rate. Pukul 7:30 Alhamdulilah kami tidak jadi pergi upacara mengingat tidak ada kendaraan yang akan membawa kami ke lokasi upacara tersebut. hmm!!!!!! Sedihnya, padahal setiap upacara tanggal 17 agustus adalah suatu momen yang saya tunggu setiap tahunnya dan tidak pernah terlewati. Namun pada hari ini, upacara tersebut terlewati dengan sia- sia. Tapi demi menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan Kemerdekaan RI, sayapun menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia di kamar. Satu hal yang paling saya tunggu saat tanggal 17 ( HUT RI yang ke 72) yakni para Paskibraka dalam menaikan dan menurunkan bendera. Saya paling senang melihat penampilan Paskibraka karena selama 3 tahun di MAN Siompu saya selalu ikut Paskibraka.
              Pukul 10:00, saya dan teman- teman mengecet nama- nama batas dusun yang ada di Desa Karemottingge ini. Setelah itu, kami istrahat. Kemudian kegiatan berikutnya yakni Pukul 16:00, kami rapat di posko 14 bersama dengan mahasiswa dari Desa Tawainalu dan Desa Roko-Roko yang membahas tentang kegiatan seminar tentang pendidikan yang akan kami laksanakan pada hari minggu. Kegiatan seminar tersebut akan dilaksanakan di Desa Tawainalu dengan jumlah warga yang hadir 100 orang sesuai dengan permintaan dari BKKBN. Semoga kegiatan seminar tersebut berjalan dengan lancar dengan izin Allah swt.
              Setelah selesai rapat, pukul 18:00 kamipun pergi di masjid sholat magrib berjama’ah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca surah tahlil dan surah yasin secara bersama- sama yang dipimpin langsung oleh bapak imam masjid sendiri. Dilanjutkan dengan sholat isya berjama’ah. Setelah itu, kami pulang di posko istrahat. Alhamdulilah, demikian kegiatan hari ini dan semoga kegiatan yang saya lalui setiap harinya mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.

Jum’at, 18 Agustus 2107
        Pagi yang cerah dan dingin di Desa yang kami cintai membuat kami tak ingin meninggalkan desa ini. Begitu cepatnya waktu berganti setiap hari dan tak terasa kami tinggal di desa ini sudah 19 hari. Suka dan duka telah kami lalui bersama dengan teman- teman seperjuanganku. Akupun mulai membayangkan betapa sedihnya ketika kami berenam sebentar lagi akan berpisah. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap ada kesedihan pasti ada kebahagiaan. Kami akan tinggal di Desa ini kurang lebih 23 hari ini lagi. Semoga setiap waktu yang kami lalui bermanfaat bagi kami pribadi dan bermanfaat pula bagi warga yang akan kami tinggalkan serta mendapat ridho dari Allah swt. Adapun agenda kami pada hari ini ialah free. Akupun mengisi kegiatanku hari ini dengan silaturahmi ke rumah warga.
 Pukul 07:30  aku dan Musma jalan-jalan ke rumah Bumdes. Tiba disana kami disuguhkan minuman teh dan naget. Alhamdulilah terima kasihku kuhaturkan kepada Allah Swt. Karena kami selalu disambut baik oleh warga desa ketika bersilaturahmi ke rumahnya. Setelah itu, kami disuruh pulang sama Dwi Yuliani karena Ibu Desa dan Kepala Desa bersama mahasiswa KKN dari UHO datang jalan-jalan di poskoku. kamipun melangkah pulang dengan perasaan senang. Tiba di posko, kami bercerita dan bercanda tawa dengan riang bersama Ibu Desa, Kepala Desa, Kepala Dusun II dan teman- teman Mahasiswa KKN dari Uho. Wahhh!!!.... betapa baiknya Ibu Desaku karena dia membelikan kami sayur tahu ketika penjual sayur lewat didepan poskoku. Tidak terasa waktu kini menunjukkan pukul 10:00 Ibu Desa dan Kepala Desa bersama mahasiswa dari UHO pulang. Mengingat hari ini hari jum’at yakni wajib bagi laki-laki untuk sholat jum’at berjema’ah di Masjid.
Pukul 10:30 saya dan Dwi Yuliani bersilaturahmi lagi di rumah warga yang nama anaknya Febi. Tiba disana, lagi-lagi kami disambut baik sama mamanya Febi, kali ini kami di siapkan menu yang beda dari tempat yang lain yang  kami kunjungi yakni minuman white cofee dan pisang. Alhamdulilah!!!!! Kamipun bercerita lagi sama mamanya Febi ini, maklum mamanya Febi ini didepan rumahnya ada kebun sayur terong. Jadi kami meminta ingin memetik sayur terong tersebut untuk sayur kami sore ini. Mamanya Febi pun mengizinkan kami dan bahkan ia berkata bahwa “ nak kalau kalian ingin memetik sayur terongku ambil saja walaupun tidak ada orangnya di rumah”. Alhamdulilah memang saya akui bahwa warga yang tinggal di Desa Karemotingge ini sangat baik, ramah dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Sayapun senang telah memdapat tugas KKN di Desa Karemotingge ini. Setelah itu, kamipun pulang di posko untuk istrahat. Demikianlah cerita saya pada hari ini, semoga saja setiap kata yang tertulis di buku harianku ini mendapat ridho dari Allah Swt.

Sabtu, 19 Agustus 2107     
          Pagi yang sangat dingin dan suasana yang sejuk membuat kami tak ingin bangun sholat subuh, tapi karena sholat itu wajib hukumnya maka kami bangun sholat subuh. Setelah itu saya dan Akbar Riadi memasak air di luar rumah dan Dwi Yuliani memasak sarapan pagi untuk kami. Alhamdulilah setelah sarapan, Kordes pergi ke posko 14 untuk persiapan seminar BKKBN besok. Tiba disana dia sms melalui group WA bahwa kami akan sibut 48 jam dan kami disuruh pergi di posko 14. Setelah kami pergi disana sungguh mengecewakan karena tidak ada yang kami lakukkan hanya menunggu bendahara dan panitia konsumsi pergi belanja untuk persiapan seminar besok. Hmmmmmm!!!!!! Menyebalkan, akhirnya saya dan Musma pulang di posko. Tapi sebelum tiba di posko, kami jalan- jalan di rumahnya Bumdes. Di rumah Bumdes, saya dan Musma disuguhkan teh dan biskuit serta makanan. Wah dari tadinya kecewa berubah menjadi kenyang.
            Tiba di posko, saya dan teman- teman membantu Kepala Dusun II patah cengkeh. Sungguh menyenangkan karena seumur hidupku belum pernah saya patah cengkeh. Wah ternyata patah cengkeh itu sangat mudah. Adapun kegiatan malamnya yaitu mengajar anak- anak mengaji di Masjid. Tapi kita semua tidak jadi pergi ke mesjid kecuali Dwi Basuki karena mempersiapkan untuk seminar BKKBN besok. Satu hal yang paling saya tidak suka untuk persiapan seminar ini karena ssaya tidak tahu bikin kue. Hmmm mungkin teman- teman jengkel sama saya tapi saya hanya membantu menggunting daun pisang dan menjaga inti kue dadar bersama Desi, Musma dan Dwi Yuliani. Persiapan seminar ini sungguh melelahkan karena hampir semalam kita semua tidak ada yang tidur.  waktu sudah mau menghampiri subuh teman- teman bangun bikin kue dadar dan saya bersama Musma hanya mengisi kue dadar dan kue bolu di kotak. Alhamdulilah semua persiapan seminar sudah selesai disiapkan.
Demikan catatan harianku pada hari ini semoga setiap tulisan dalam catatan harianku mendapat ridho dan pahala dari Allah swt.

Minggu, 20 Agustus 2017
            Hari  ini adalah hari yang paling kami tunggu- tunggu selama ini yakni melaksanakan seminar BKKBN. Pagi- pagi kami sudah mempersiapkan konsumsi dalam seminar BKKBN. Saya dan Siti Lestari bertugas mengantar kue ke balai Desa Tawainalu dan yang lainnya mempunyai tugas masing- masing. Seminar kali ini yakni gabungan antara 3 Desa antara lain  Desa Tawainalu, Roko-Roko dan Desa Karemotingge. Tapi sesungguhnya yang melaksanakan seminar ini ialah kami yang dari Desa Karemotingge. Alhamdulilah seminar BKKBN ini berjalan lancar walaupun mempunyai kendala sedikit. Kegiatan seminar BKKBN ini bertepatan dengan kegiatan PKH. Jadi yang diduluankan kegiatan seminar BKKBN baru kegiatan PKH. Setelah seminar BKKBN selesai, teman-teman sudah pulang. Ada yang pulang bersama dosen pembimbing naik mobil dan ada yang naik motor tapi kami ( Kordes, Akbar, Musma. Dwi yuliani dan Saya) belum pulang karena menunggu kursi yang di pakai ibu–ibu PKK dalam kegiatan PKH.  Wahhhh!!!!! Sungguh menyenangkan dalam kegiatan PKH ini karena kami diajari nyanyikan lagu YYLnya PKH. Setelah itu, kami diajak berfoto bersama ibu- ibu PKK yang ikut dalam kegiatan PKH ini.
            Pukul 12:00 menandakkan waktu sholat zuhur tapi kami masih di Desa Tawainalu. Di kegiatan ini sungguh mengecewakan karena kami datang diantar pakai motor dan kami pulang dengan jalan kaki hanya Siti Lestari yang pulang pakai motor. Perasaan kesal dan sebal sudah muncul di wajah kami tapi kami berusaha menikmati perjalanan yang kami lalui detik demi detik, dan menit demi menit. Di perjalanan kami dipanggil warga untuk singgah istrahat di rumahnya. Kamipun singgah istrahat di rumah warga tersebut walaupun kami tahu bahwa dosen pembimbing lagi menunggu kami di posko 14. Warga tersebut sangat baik, kami disuguhkan teh dan snack. Lagi istrahat, tiba- tiba HPku berbunyi ternyata Siti Lestari lagi menelpon bahwa kami disuruh segera pulang cepat karena dosen pembimbing lagi menunggu kami. Katanya Siti Lestari kalau kami tidak pulang cepat maka nilai KKN kami akan eror. Di dalam hatiku Sempat tersebit kata bahwa dosen pembimbing pilih kasih antara Saya, Siti Lestari dan teman- teman yang lainnya. Tapi insya allah semoga saja dosen pembimbingku tidak seperti itu. Perasaan kesal dan sebal mulai bertambah dan membuat wajah kami semakin memerah. Kemudian kamipun melanjutkan perjalanan. Tiba di posko 14 kampun kecapean dan tidak ada yang memancarkan senyum diwajah kami. Masing- masing kesal dengan sms yang dikirimkan oleh Siti Lestari. Setelah sedikit mendengarkan arahan dari dosen pembimbing, kamipun pulang di posko kami yakni posko 13.
            Tiba di posko kami kirim sms kepada Siti Lestari untuk bawakan makanan kami. Setelah itu, disinilah terjadi peristiwa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Saya dan Siti Lestari berantam masalah kegiatan kami dan dicampur dengan masaalah pribadi serta kami berdua tidak ada yang mau mengalah antara satu dengan yang lainnya dan Kamipun menangis sama- sama. Pada saat kami berantam, tidak sengaja Siti Lestari merekam suara kami seperdua dan mengirimnya sama dosen pembimbing. Itu merupakan hal yang paling saya benci karena masaalah pribadi kami kok bawah- bawah dengan dosen pembimbing serta selama hidupku ketika saya berantam sama teman- temanku tidak pernah bawah orang ketiga. Akhirnya Dwi Yuliani, Musma dan Akbar pun menangis ketika mendengar bahwa siti lestari mengirim rekaman kami. Mereka bahkan mendukung saya ketimbang Siti Lestari. Suasana semakin genting karena siti lestari menangis sambil teriak- teriak dan memarahi saya. Sayapun hanya menangis dan tidak ada kata-kata yang keluar lagi. Dan yang paling mengecewakan selama ini Siti Lestari tidak mau diatur, maunnya mengatur kami setiap harinya. Padahal kami sudah bekerja sesuai jadwal setiap harinya tapi dia masih menganggap kami tidak bekerja bahkan dia laporkan kami sama dosen pembimbing tentang hal itu. Sungguh mengecewakan dan menyedihkan ketika satu kelompok sama Siti Lestari. Kalau waktu bisa diputar kembali saya tidak ingin satu kelompok sama dia. Tapi  saya akui kalau saya salah sama dia dan maafkan semua kesalahannku Siti. Akan tetapi dia yang paling banyak salahnya selain sama saya, dia juga sering marahi teman- temanku yang lain. Seolah- olah dialah yang paling benar. Astagfirulahal azim, Ya allah swt semoga kejadian hari ini tidak terulang lagi dalam hidupku.
            Adapun kegiatan malam kami yaitu seperti biasa mengajar anak- anak mengaji di Masjid At-Taqwa. Setelah itu, kami istrahat. Demikianlah cerita harianku pada hari ini, semoga kejadian yang saya alami pada hari ini tidak pernah terulang kedua kalinya. Ya allah swt ampunilah dosa hambamu ini dan semoga setiap kegiatan yang saya lalui mendapat ridho dan pahala dari sisimu Ya Allah swt.

Senin, 21 Agustus 2017
          Adapun kegiatan kami pada hari ini adalah free setelah selesai seminar BKKBN. Hari ini ialah hari dimana setiap orang mempunyai kesibukkan masing- masing. Siti lestari pergi mengajar di Sekolah, Akbar Riadi memasang papan nama batas dusun, Kordes pulang di Kendari menjenguk adiknya yang lagi sakit serta saya, Musma dan Dwi Yuliani lagi mendata di rumah warga mengenai tugas dari BKKBN. Alhamdulilah diawali dengan suasana pagi yang sangat mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas yang sudah ditentukkan sesuai dengan jadwal. Saya, Musma dan Dwi Yuliani pergi mendata ke rumah warga. Tiba di rumah warga kami disuguhkan makanan yang namanya barobo. Selama ini saya belum pernah  makan barobo, akhirnya jadi makan juga. Wah!!!!!...... sungguh menyenangkan rasanya enak lagi. Memang masyarakat yang tinggal di desa karemotingge ini sangat ramah dan baik hati karena setiap kami berkunjung ke rumah mereka, mereka selalu menyediakan kami sesuatu yang wao dan membuat kami tak ingin meninggalkan Desa Karemotingge yang tercinta ini. Setelah itu, kamipun pulang istrahat di posko.
            Adapun kegiatan malam kami yakni mengajar anak- anak mengaji di Masjid At- Taqwa. Setelah shalat magrib, sayapun membawakan ceramah (kultum singkat) yang berjudul Kematian dan dilanjutkan dengan sholat isya. Setelah itu, kamipun istrahat. itulah kegiatan saya pada hari ini, semoga setiap kegiatan yang saya lalui setiap harinya mendapat ridho dan pahala dari sisi sang khalik.

Selasa, 22 Agustus 2017.
          Pagi yang sejuk diiringi dengan suasana yang mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas kami setiap harinya. Alhamdulilah kegiatan kami hari ini yakni pergi mengajar di Sekolah. Tiba di Sekolah, saya disuruh mengajar kelas 3 dari pagi sampai jam 12:00. Saya mengajarkan matapelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan IPS. Ternyata mengajar anak SD lebih rumit daripada anak SMA. Walaupun 3 Matapelajaran itu bukan jurusanku tapi dengan izin allah swt saya bisa mengajarkan mereka sesuai dengan kemampuanku. Setelah itu kamipun pulang istrahat di posko. Adapun kegiatan kami saat malam yakni melaksanakan sholat berjama’ah di masjid dan mengajari anak- anak mengaji.
            Itulah kisah saya di hari yang ke 22 di Desa Karemotingge yang tercinta ini. Dan tak luput mengucapkan kata syukur kepada Allah swt semoga setiap kegiatan yang saya lalui mendapat ridho dan pahala dari sisi Allah swt.

Rabu, 23 Agustus 2017.
            Agenda kami pada hari ini ialah mendata warga yang tinggal di Dusun III. Alhamdulilah dengan suasana yang mendukung kamipun melanjutkan aktivitas kami sesuai jadwal yang telah ditentukkan. Dan kali ini kami akan mendata warga yang tinggal di Dusun III. Dan yang paling menyenangkan rumah Kepala Dusun III diatas gunung, akhirnya kami semua mendaki gunung.  Pokoknya pengalaman hari ini sangat indah dan menyenangkan, terasa semua beban jadi hilang seketika apalagi saat kami mendaki di temani sekaligus sama Sekdes bersama anjing kesayangannya. Kegiatan kali ini kami tidak luput untuk menjadikan sebuah momen yang tak pernah terlupakan dalam hidup kami. Kemudian setiap perjalanan yang kami lalui tak luput untuk selfi bersama. Kami mendaki gunung mulai jam 08:30, tiba di gunung jam 11:30 dan ketika pulang kami tiba di posko jam 01:30. Ternyata ketika kita berada diatas gunung dan melihat pemandangan yang berada dibawah sungguh indah dan terasa sejuk di hati. Dengan mendaki gunung hari ini membuat saya semakin sulit dan tak ingin meninggalkan desa ini. Sungguh sejuk dan damai hati ini ketika tinggal di desa tercinta ini. Satu hal yang membuat saya lebih senang lagi yakni ketika melihat pohon kopi, maklum selama ini belum pernah saya melihat pohon tersebut. Apalagi di Kampungku tidak ada pohon kopi, dimana di Kampungku (siompu/ Buton Selatan) penghasil lemon dan jeruk yang terbaik.
            Adapun agendaku pada malam hari walaupun dalam keadaan capeh, lelah dan letih habis naik dan turun gunung yakni sholat berjama’ah di Masjid dan tak lupa untuk tetap semangat. Setelah itu mengajar anak- anak mengaji. Alhamdulilah semakin hari semakin banyak santri (anak-anak) yang mau belajar mengaji. Semoga setelah penarikan kami nanti anak- anak yang ada di Desa Karemotingge ini semakin rajin mengajinya. Inilah kisahku pada hari ini, semoga setiap kisah yang saya lalui mendapat hikmah tersendiri dan mendapat ridho serta pahala dari allah swt.

Kamis, 24 Agustus 2017.
            Agenda saya pada hari ini ialah mengajar di SDN I Karemotingge dan Yasinan bersama pak iman dan santri yang ada di Masjid. Alhamdulilah dengan suasana pagi yang mendukung, sayapun pergi mengajar di SDN I Karemotingge. Adapun kelas yang saya ajari pada hari ini ialah Kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Dan Matapelajaran yang saya ajarkan kepada kelas 3 yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia. Alhamdulilah kegiatan mengajar saya hari ini berjalan dengan lancar. Pukul 12:00 sayapun pulang istrahat diposko.
Setelah itu berlanjut pada agenda kami pada malam hari yakni Yasinan bersama pak iman dan santri yang ada di Masjid At-Taqwa. Tiba-tiba saja belum selesai yasinan gigiku mulai sakit. Akupun ingin teriak tapi mau diapa soalnya di Masjid banyak orang, akhirnya sakit gigiku saya tahan. Setelah itu, kami pulang dan dijalan saya mulai menangis karena tidak tahan dengan sakitnya gigiku. Menurut saya lebih baik sakit kepala satu tahun daripada sakit gigi satu hari. Tiba di posko, sayapun minum obat asam fenamat yang dibelikan sama Akbar dan Alhamdulilah sakit gigiku sudah berkurang. Setelah itu, kamipun pergi bermalam di rumah Kepala Desa. Wahh!!!!! Sungguh  menyenangkan bermalam disana karena kami disambut dengan sangat baik dan disediakan makanan yang luar biasa. Memang Kepala Desa dan Ibu Desa Karemotingge sangat baik dan perhatian sama kami.
Alhamdulilah dengan izin Allah swt semua kegiatan kami pada hari ini berjalan lancar walaupun ada kendala sedikit (sakit gigiku). Itulah kisah saya pada hari ini, semoga setiap kata yang tertulis dibuku harianku mendapat ridho dan pahala dari Allah swt.

Jum’at, 25 Agustus 2017.
            Agenda saya pada hari ini yakni mengajar di SDN I Karemotingge dan Mengajar anak-anak Mengaji di Masjid At-Taqwa. Alhamdulilah pukul 07:30, Saya dan Akbar Riadi pergi di Sekolah untuk mengajar. Tiba di Sekolah, Akbar Riadi mengajar kelas 1 dan 2 serta saya mengajar kelas 3. Adapun Matapelajaran yang saya bawakan pada hari ini ialah Matematika yang materinya tentang pengurangan tanpa meminjam dan pengurangan dengan meminjam. Alhamdulilah setelah saya menjelaskan materi tersebut, semua siswi dan siswaku jadi mengerti dan paham mengenai materi yang saya bawakan. Setelah itu saya suruh mereka menghafal kali-kali 3. Selanjutnya saya membantu Akbar mengajar di kelas 2. Pukul 11:30 (Saya, Siti Lestari, Musma dan Dwi Yuliani) kami pergi jalan- jalan di Woiha untuk mengisi formulir penawaran lintas prodi. Setelah itu, kami pergi di Bank menemani Siti Lestari yang mau menabung uang. Pukul 01:40, kamipun pulang dan singgah di Balai Desa menghadiri seminar program kerja KKN UHO. Selanjutnya , kamipun pulang istrahat di posko.
            Agenda saya pada malam hari yaitu sholat berjama’ah dan mengajar anak- anak mengaji di Masjid At-Taqwa. Setelah shalat magrib sayapun membawakan ceramah (kultum singkat) yang berjudul Mensyukuri Nikmat Allah SWT. Setelah itu, kami lanjutkan dengan sholat isya dan pulang istrahat di posko. Sebelum tiba di posko, saya singgah di rumah warga makan kolak. Wahhhh!!!!!.... sungguh menyenangkan dan enak rasa kolaknya. Akan tetapi setelah makan kolak, sayapun jadi sakit gigi. Sakit gigi ini sungguh menyiksaku dan membuat saya muak dan kesal. Tapi alhamdulilah sakit gigiku jadi berkurang habis minum obat antalgin dan asam fenamat yang dibelikan teman-teman poskoku.
            Itulah kisah saya pada hari ini, semoga apapun yang tertulis dibuku harianku ini menjadi pelajaran bagi saya pribadi setiap harinya. Dan setiap huruf yang tertulis dibuku harianku ini mendapat ridho dan pahala dari Sang Khalik.

Sabtu, 26 Agustus 2017.
            Adapun agenda saya pada hari ini yakni mengajar di SDN I Karemotingge. Alhamdulilah diawali dengan suasana pagi yang cerah, sayapun melanjutkan aktivitas kami seperti biasanya walaupun kesehatan kurang mendukung (sakit gigi). Pukul 07:30 Saya dan Siti Lestari pergi di Sekolah mengajar. Tiba di Sekolah, kami melatih perangkat upacara bendara dulu yang bertugas pada hari senin nanti. Setelah itu, saya mengajar siswa kelas I dan Siti Lestari mengajar siswa kelas 6. Dilanjutkan lagi dengan saya membantu Akbar Riadi mengajar kelas 2. Pukul 11:30 kami (Akbar Riadi dan Saya) pulang istrahat di posko.
            Adapun kegiatan malam kami yakni free. Jadi malamnya saya tidak kemana-mana karena saya sedang sakit gigi. Padahal saya sudah minum beberapa obat untuk menghilangkan rasa sakit gigiku tapi semua hanya sia- sia. Bahkan sakit gigiku malah tambah sakit. Hmmmmmmmm!!!!!! Menyebalkan sekali ini gigi, saya hanya berdoa semoga Allah swt cepat menghilangkan rasa sakitnya gigiku. Itulah kisah saya pada hari ini, semoga apapun yang tertulis dibuku harianku mendapat ridho dari Allah Swt.

Minggu, 27 Agustus 2017.
        Kegiatan kami pada hari ini adalah free. Kami mengisi kegiatan hari ini dengan jalan- jalan di Air Terjun Karemotingge bersama Kepala Desa dan anak- anak setempat. Alhamdulilah diawali dengan suasana pagi yang cerah, kamipun berangkat ke air terjun pukul 08:30. Di perjalanan kamipun bersuka cita dan bercanda ria dengan senang hati bersama teman-teman. Betapa kagetnya kami ternyata sebagian jalan menuju air terjun harus lewat didalam air. Jadi kami sambil jalan sambil main-mainkan air bersama teman- teman dan anak- anak setempat.
            Tiba di Air Terjun, wah betapa kagetnya kami ternyata pemandangannya sungguh indah di pandang mata dan membuat mata kami tidak berkedip. Airnya yang mengalir begitu jernih membuat kami tak ingin pulang lebih cepat. Dan tak lupa disetiap momen yang kami lewati pada hari ini untuk foto (selfi) bersama teman-teman dan Kepala Desa. Wahhhh!!!!!! Sungguh indah dan menyenangkan hari ini  membuat aku tak ingin meninggalkan air terjun  ini karena maklum saja baru pertama kali saya melihat air terjun dan di Kampungku tidak ada air terjun. Aku ingin tinggal lebih lama lagi di Air Terjun Karemotingge ini. Sungguh asyik ketika saya berada dibawah pancaran air terjun ini membuat hatiku tenang dan damai seakan-akan semua masaalah yang dipikirkan hilang dalam sekejap. Namun, pukul 11:30, Kepala Desa mengatakan bahwa kami harus pulang, maka kamipun pulang.
            Adapun kegiatan yang saya lakukan pada malam hari yakni mengajari anak-anak mengaji di Masjid At-Taqwa. Walaupun dalam keadaan capeh, lelah dan letih, sayapun tetap semangat untuk mengajari mereka mengaji. Padahal teman- temanku (Musma Windi, Dwi Yuliani, dan Siti Lestari) tidak pergi di Masjid karena capeh dari air terjun. Itulah kisahku pada hari ini, semoga disetiap kisahku mendapat hikmah tersendiri dan setiap yang tertulis dibuku harianku mendapat ridho dan pahala dari Allah SWT.

Senin, 28 Agustus 2017.
          Kegiatan kami pada hari ini mengajar di SDN 1 Karemotingge. Alhamdulilah dengan izin Allah swt, Saya dan Siti Lestari pergi di Sekolah. Tiba di Sekolah, kamipun ikut upacara bendera bersama guru- guru dan siswa-siswi SDN 1 Karemotingge. Setelah itu, kami masuk mengajar di kelas masing- masing. Pada hari ini saya mengajar Matapelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3 dan Siti Lestari mengajar di Kelas 6. Saya sangat senang mengajar di kelas 3 karena siswa- siswinya pintar dan cerdas. Adapun materi yang saya bawakan pada hari ini tentang Membaca dan menjelaskan Cerita. Alhamdulilah setelah saya menjelaskan materi tersebut dan siswaku sudah paham serta  mengerti, sayapun pulang istrahat di posko.
            Sebelum tiba di posko, kami (Hir Abrianto, Akbar Riadi dan Saya) singgah bersilaturahmi di rumah warga. Wahh!!!!!! Asyik dan sungguh menyenangkan karena kali ini kami di siapkan minuman teh dan kue yang rasanya mantap. Akan tetapi saya tidak bisa minum teh dan makan kuenya karena saya sedang puasa. Jadi saya hanya menunggu Akbar dan Hir yang sedang menikmati jamuan tersebut. Pukul 12:30 kamipun pulang istrahat di posko.
            Adapun agenda malam saya yaitu sebenarnya seperti biasa pergi mengajar mengaji di Masjid At-Taqwa tapi berhubung mati lampu dan sakit gigiku, jadi saya tidak kemana- mana. Saya hanya menikmati sungguh tersiksanya sakit gigi. Hmmmm!!!!!! Seandainya di Kendari mungkin gigiku yang sakit ini sudah lama saya bawah di rumah sakit untuk dicabut. Jadi apa boleh buat, saya hanya menikmati apapun yang terjadi sama diriku sendiri untuk saat ini. Itulah kisah saya hari ini, semoga apapun yang tertulis dibuku harianku ini mendapat ridho dan pahala dari Allah swt.
Selasa, 29 Agustus 2017.
            Agenda kami pada hari ini ialah Mengajar di SDN I Karemotingge dan Mengajar mengaji di TPA. Alhamdulilah diiringi dengan suasana pagi yang mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas kami setiap harinya. Pukul 7:30 sayapun pergi mengajar di Sekolah. Pada hari ini saya mengajar di kelas 3 mulai dari jam 08:30 sampai jam 11:30. Adapun Matapelajaran yang saya bawakan kali ialah Matematika, Bahasa Indonesia dan IPS. Alhamdulilah semuanya berjalan lancar dengan izin Allah Swt. Adapun pukul 01:30 saya di jemput Siti Lestari pergi silaturahmi di rumahnya Mama Laura. Wah!!!!!! Sungguh menyenangkan karena hari kami (Saya, Siti Lestari, Musma, Dwi, Mama Laura, Mama Febri, dan Ani) bikin kue untuk persiapan pesta pernikahan Kak Ani. Pesta pernikahan Kak Ani hari sabtu dan minggu. Semoga  saja pernikahan Kak Ani berjalan dengan baik dan mendapat ridho dari Allah swt.
            Adapun kegiatan saya pada malam hari adalah mengajar anak- anak mengaji di Masjid At-Taqwa. Alhamdulilah semua kegiatan yang saya lakukan hari ini berjalan lancar dengan izin Allah Swt. Semoga saja semua kata- kata yang tertulis di buku harianku mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.

Rabu, 30 Agustus 2017.
            Agenda kami pada hari ialah Mengajar di SDN 1 Karemotingge. Alhamdulilah dengan izin sang khalik dan suasana pagi yang mendukung, sayapun pergi di Sekolah. Seperti biasa hari ini, saya mengajar kelas 3 dan matapelajaran yang saya bawakan ialah Pendais. Adapun materi yang saya bawakan tentang Sikap Mandiri Nabi Muhammad Saw. Setelah selesai mengajar, saya, Siti Lestari dan Dwi Yuliani bersilaturahmi di rumahnya Kak Ani. Wahh!!!!! Tiba disana kami dijamu dengan makanan-makanan yang enak, kue dan teh. Masya allah sungguh enak kelihatannya jamuan kali ini tapi aku tidak bisa merasakannya karena saya lagi puasa 8 Zulhijah. Hahahah!!!!!! Walaupun teman-teman menggoda saya dengan makanan yang disiapkan tadi tetapi saya tidak tergoda dengan makanan tersebut. Setelah itu, saya diantar Siti Lestari pulang istrahat di posko.
            Adapun agenda malam hari kami yakni seperti biasa mengajar anak-anak mengaji di Masjid At-Taqwa. Tapi malam ini kami (Saya dan Musma) tidak pergi di Masjid karena kami pergi silaturahmi di rumahnya Bumdes. Tiba di rumahnya Bumdes, kami dijamu dengan kue yang bermacam-macam yang rasanya enak dan luar biasa. Setelah itu, kami pulang istrahat di posko. Hahahahha!!!!! Sungguh menyenangkan perjalanan hari ini karena kami berkunjung dibeberapa rumahnya warga dan disambut dengan baik. Itulah kisah saya pada hari ini, semoga apapun yang saya lakukan mendapat ridho dan pahala dari Allah Swt.

Kamis, 31 Agustus 2017.
          Pagi yang begitu dingin membuat kami tidak bisa tidur nyenyak. Pukul 05:30, sayapun bangun sholat subuh. Setelah itu, Saya dan Siti Lestari pergi belanja di pasar. Pulang dari pasar kami membantu membersihkan rumah (posko) yang kami tinggali untuk menyambut lebaran Hari Raya Idul Adha 1438 H.  Hmmm!!!!! Ternyata sungguh capeh membersihkan rumah yang begitu besar seperti lapangan sepak bola. Kemudian kami istrahat. Pukul 15:30 kami pergi silaturahmi di rumahnya Mama Laura. Wahh!!!! Kali ini Mama Laura menyambut kami dengan menyiapkan lapa- lapa di meja dan kelihatannya sungguh enak rasanya tapi saya tidak bisa merasakannya karena saya sedang Puasa Arafah. Satu hal yang paling saya senangi di Desa Karemotinnge ini yakni warganya ramah, baik hari dan setiap kali kami berkunjung di rumah mereka kami, selalu disiapkan hidangan yang istimewa.
            Adapun agenda malam kami yakni pergi di masjid sholat berjamah dan mengikuti takbiran bersama warga setempat. Setelah itu, kami bersilaturahmi di rumahnya Kak Ani. Pukul 21:30, kamipun pulang istrahat di posko. Itulah kegiatan saya hari ini, semoga setiap kata yang tertulis mendapat ridho dan pahala dari sisi Allah Swt.

Jumat, 1 September 2017.
          Diawali dengan suasana pagi yang dingin, sejuk dan begitu mendukung, saya bangun sholat subuh pukul 05:00 bersama teman- teman poskoku. Setelah itu, kami bersama tuan rumah pergi Sholat Idul Adha 1438 H di Masjid At Taqwa. Kali ini suasana hatiku begitu sedih karena lebaran di Kampung orang dan tidak bersama orang tua. Ya Allah swt. Ternyata begini rasanya lebaran di Kampung orang. setelah sholat Idul Adha, kami pulang di rumah. Tiba di rumah, kami membantu tuan rumah menyiapkan makanan untuk bacca-baca. Wahh!!!!! Kali ini makanan yang kami persiapkan begitu bermacam- macam, ada buras, lapa-lapa, ikan goreng, ayam goreng, sup ayam, dll. Sungguh enak rasanya makanan kali ini dan membuat kami kekenyangan. Pukul 12:30, kami pergi silaturahmi di rumah Kepala Desa. Tiba disana tidak ada Kepala Desa dan kami lanjutkan pergi silaturahmi di Kecamatan Ladongi yakni di rumahnya Siti Lestari. Wahhh!!!!! Kali ini kami melakukan perjalanan jauh yakni kira- kira 10 kilo dari posko. Tiba di rumahnya Siti Lestari, kami disambut lagi dengan berbagai macam kue, minuman es, nasi dan ayam santan. Wahhhh!!!! Sungguh enak rasanya dan membuat kami kekenyangan. Pukul 17:30, kami pulang dari rumahnya Siti Lestari. Tiba di posko, kamipun sangat lelah, letih,dan capeh membuat kami cepat tidur.
            Demikianlah catatan harian saya pada hari ini, semoga apapun yang tertulis di catatan harian ini mendapat pahala dan ridho dari sang pencipta.

Sabtu, 2 September 2017.
          Adapun agenda kami pada hari ialah pergi di acara Aqiqah dan Masiara atau Silaturahmi ke rumah warga karena masih suasana lebaran Idul Adha 1438 H. Alhamdulilah di awali dengan suasana yang mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas kami pada hari ini. Pukul 04:30 saya pun bangun dan melaksanakan sholat subuh. Setelah itu, sayapun menyapu didalam rumah maupun di luar rumah. Pukul 09:30 kami pergi menghadiri acara Aqiqah di salah satu rumahnya warga Desa Karemotingge. Wahh!!!! Sungguh menyenangkan hari ini soalnya kami makan enak lagi. Hmmmm!!!!! Kami semakin sulit untuk meninggalkan desa yang kami cintai ini. Pukul 01:30 kamipun pergi Masiara dari Rumah warga ke rumah warga yang lain. Rumah pertama yang kami kunjungi ialah rumahnya akbar. Akbar adalah seorang siswa yang saya diajari di kelas 3. Kali ini kami disiapkan teh, kue, ayam goreng dan buras. Alhamdulilah makan enak lagi tapi setelah itu sayapun sakit gigi. Adapun rumah kedua yang kami kunjungi juga menyediakan kue dan teh. Masya allah dengan izin sang khalik kamipun minum lagi apa yang telah disediakan oleh warga tersebut tapi saya tidak minum dan makan kue karena gigiku semakin sakit. Akhirnya saya keluar dari rumah tersebut karena sudah tidak tahan dengan sakit gigiku.
            Kemudian teman- temanku melanjutkan Masiara ke  rumah selanjutnya tapi saya tidak ikut lagi karena gigiku sangat sakit. Akhirnya saya pulang di posko menangis. Ya allah begitu sakitnya gigiku sampai- sampai obat yang saya minum ada 4 macam. Walaupun saya sudah minum obat tersebut tapi tidak ada pengaruhnya malahan gigiku semakin sakit. Ya allah lebih baik sakit kepalaku satu tahun daripada sakit gigi satu menit. adapun agenda malam hari yakni pergi sholat berjema’ah di Masjid At-Taqwa walaupun dalam keadaan kurang sehat (sakit gigi) dan kami tidak mengajar anak-anak mengaji karena mereka masih libur dengan suasana Lebaran Idul Adha 1438. Demikianlah kegiatan saya pada hari, semoga setiap yang tertulis dibuku harianku mendapat ridho dan pahala dari Allah Swt.




Minggu, 3 September 2017
          Agenda kami pada hari ini ialah pergi di Acara Pernikahan dan Melanjutkan Masiara atau silaturahmi ke rumah warga. Pukul 04:30 saya bangun sholat subuh dan menyiapkan sarapan pagi. Pukul 09:30, kami pergi menghadiri acara pernikahan salah satu warga Desa Karemotingge. Alhmadulilah pestanya sangat luar biasa dan banyak orang yang hadir. Ya allah swt sungguh sangat serasi pasangan pengantin tersebut. Kemudian kamipun tidak lupa untuk berfoto (selfi) bersama pasangan pengantin tersebut. Setelah itu, kamipun pulang istrahat di posko. Pukul 15:30 kamipun melanjutkan Masiara atau Silaturahmi ke rumah warga. Setiap rumah yang kami masuki selalu menyediakan kue dan teh. Sungguh bermacam- macam kue yang mereka siapkan. Semua kue yang disiapkan warga kelihatannya sungguh enak rasanya. Tapi kali ini saya dilarang sama kordes untuk makan kue alasannya nanti gigku sakit lagi. Akhirnya saya hanya melihat kue tersebut dan tidak memakannya. Setelah itu, kamipulan istrahat di posko.
            Adapun agenda kami pada malam hari yakni pergi masiara di rumahnya Kepala Desa. Tiba di rumahnya, tidak ada Kepala Desa alasannya dia sedang pergi di kendari. Jadi kami hanya cerita-Scerita sama mahasiswa UHO di rumahnya Kepala Desa. Setelah itu, kamipun pulang istrahat di posko.

Senin, 4 September 2017
            Alhamdulilah pagi ini diawali dengan suasana yang mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas kami setiap harinya. Adapun agenda kami pada hari ini yakni jalan- jalan di dusun 4 sekaligus ke kebun Kepala Dusun II di gunung. Hari ini kami jalan- jalan di gunung tepatnya di kebun Kepala Dusun II atau tuan rumah yang kami tempati. Kami (Saya, Dwi Yuliani, Hir Abrianto, Siti Lestari dan Musmawindi Wulandari (Akbar Riadi tidak ikut)) berangkat mulai pukul 08:30 bersama Istri Pak Dusun dan anjing kesayangan (coy) pak Dusun. Kebun Pak Dusun II  jauh bahkan kami naik dan turun gunung. Tiba di kebun Pak Dusun kira- kira jam 10:20. Alhamdulilah kami tiba dengan selamat dan dalam keadaan capeh apalagi saya walaupun kurang sehat (sakit gigi) saya tetap mendaki gunung. Setelah istrahat sejenak, kamipun membantu Pak Dusun memetik cengkeh. Satu hal yang paling saya senangi yakni selama ini saya belum pernah petik cengkeh langsung dari pohonnya dan saya hanya mendengar cerita tentang bagaimana petik cengkeh dan patah cengkeh itu, tapi alhamdulilah di Desa Karemotingge ini semuanya jadi kesampaian. Kemudian setelah petik cengkeh kamipun membantu pak dusun patah cengkeh.
            Pukul 16:30 kamipun ingin pulang tapi kami tidak diijinkan sama Pak Dusun II dan akhirnya kali ini kami bermalam di gunung. Sungguh indah dan menyenangkan ketika bermalam di gunung terasa semua beban yang ada di otak hilang sejenak. Satu hal yang paling asyik di gunung ini suasana malamnya itu sangat dingin dan membuat kami tidak bisa tidur walaupun pakaian kami sudah berlapis- lapis. Demikianlah catatan harian saya pada hari ini, semoga setiap yang tertulis di catatan harianku ini mendapat ridho dan pahala dari allah swt.

Selasa, 5 September 2017
          Agenda kami pada hari ini ialah melanjutkan aktivitas kami kemarin yakni membantu Pak Dusun II petik cengkeh dan patah cengkeh. Alhmdulilah diawali dengan suasana pagi yang sangat dingin, kamipun bangun untuk menyiapkan sarapan pagi. Setelah sarapan pagi, kamipun membantu pak dusun II memetik cengkeh hanya siti lestari sudah pulang pagi karena ada acara di rumah sepupunya.  Jadi kami tinggal 4 orang yang masih di kebun Pak Dusun II yaitu Saya, Dwi Yuliani, Musma Windi Wulandari dan Hir abrianto. Seperti biasa setelah memetik cengkeh kamipun membantu pak dusun II patah cengkeh. Petik dan patah cengkeh ini mempunyai perbedaan tersendiri. petik cengkeh yaitu kita petik langsung dari pohonnya yang masih ada ranting buahnya atau kita pisahkan pohon cengkeh dengan rantingnnya yang masih berisi buahnya. sedangkan patah cengkeh yaitu kita patah cengkeh yang baru selesai dipetik dan masih ada rantingnya atau kita pisahkan buah cengkeh dengan rantingnya. Buah cengkeh yang habis dipatah ini habis diliter kemudian di jemur di bawah sinar matahari.
            Pukul 02:10 kamipun pamit sama Pak Dusun untuk pulang di posko. Alhamdulilah kami diijinkan sama Pak Dusun II untuk pulang di posko. Kamipun melanjutkan pulang bersama teman- teman dengan gembira. Tiba di posko, kamipun istrahat dan melayani mahasiswa UHO yang datang melatih warga tentang komputer. Adapun kegiatan malam kami seperti biasa pergi di masjid tapi kami semua tidak pergi di Mesjid karena masih capeh, lelah dan letih akibat perjalanan dari gunung.

Rabu, 6 September 2017
          Adapun kegiatan kami pada hari ini ialah melanjutkan masiara atau silaturahmi kerumah warga berhubung tinggal 7 hari waktu kami di Desa Karemotingge yang tercinta ini. Desa karemotingge merupakan suatu desa yang warganya kebanyakan suku bugis bone dan bugis sinjai. Warga Desa Karemotingge ini sangat baik, ramah dan perhatian sama kami. Setiap rumah yang kami (Saya, Dwi Yuliani, Siti Lestari dan Musma Windi Wulandari) masuki selalu disediakan berbagai macam kue dan minuman. Wah!!!!! Sungguh sangat menyenangkan kami tinggal di Desa Karemotingge ini. Kali ini kami silaturahmi atau masiara di beberapa rumah warga yakni sebanyak 10 rumah. Dan bahkan mereka sedih ketika mereka tahu bahwa kami tinggal disini 7 hari lagi karena bisa dibilang meraka sudah nyaman sama kami. Setelah tiu kami pulang istrahat di posko.
            Adapun agenda malam kami yakni nonton bareng keluarga Pak Dusun II dan kami tidak pergi di Masjid karena capeh selesai masiara dari rumah warga. Berhubung kali ini kami masiara ke rumah warga dari pagi sampai sholat magribpun masih perjalanan pulang diposko. Itulah kisah saya pada hari ini, semoga disetiap kisah saya setiap harinya mendapat ridho dan pahala dari Allah swt.

Kamis, 7 September 2017
            Alhamdulilah diawali dengan suasana pagi yang mendukung, kamipun melanjutkan aktivitas kami setiap harinya di Desa Karemotingge ini. Adapun rencananya hari ini saya mau mengajar di SDN 1 Karemotingge. Akan tetapi saya tidak jadi pergi ke Sekolah berhubung sakit gigiku. Jadi hari ini seharian di kamar dan tidak kemana-mana karena sakit gigku dari pagi sampai malam hari. Saya sudah minum beberapa macam obat baik itu obat yang di belikan teman- teman poskoku maupun dari kepala desa sendiri.
            Adapun agenda malamnya saya tidak kemana- mana hanya terbaring menikmati, menangis dan meratapi nasibku yang begitu sial karena sakit gigi. Selain sakit gigi saya juga tidak bisa pergi di masjid karena alasan yang lain yakni sakit biasa perempuan (haid). Itulah kisahku pada hari, semoga apa yang tertulis di catatan harianku ini mendapat kritikan dan saran dari pembaca serta mendapat ridho dan pahala dari Allah Swt.

Jum’at, 8 September 2017
            Adapun agenda saya pada hari ini yakni mengajar di SDN I Karemotingge, Melaksanakan Festival Anak Soleh dan ikut zikir akbar bersama warga Sekecamatan Tirawuta. Alhamdulilah dengan izin Allah swt, kamipun melanjutkan aktivitas kami setiap harinya. Pukul 08:30 kami (Siti Lestari, Akbar Riadi, Saya dan Musma Windi Wulandari) pergi di Sekolah untuk mengajar. Tiba di Sekolah, saya mengajar Matapelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4. Setelah mengajar, kamipun pulang istrahat di posko.
            Pukul 01:00 kamipun melanjutkan aktivitas kami yakni pergi di Masjid untuk membuka dan sekaligus melaksanakan Festival Anak Soleh dan Solehah. Adapun lomba yang akkan diikuti oleh anak- anak yaitu tilawah atau mengaji, hafal surah- surah pendek, lomba azan bagi laki- laki dan lomba melksanakan sholat disertai dengan bacaannya secara baik dan benar. Dan kali in kami mempunyai tugas masing- masing. Akbar Riadi bertugas sebagai moderator atau yang memanggil peserta lomba, Hir Abrianto sebagai dewan juri lomba azan bagi laki- laki, Musma Windi Wulandari sebagai dewan juri melaksanakan sholat berserta bacaannya dan saya sebagai dewan juri hafal surah- surah pendek. Dwi Yuliani tidak hadir karena dia sedang sakit kepala dan dia hanya datang sebagai pendamping Musma Windi Wulandari. Alhamdulilah semuanya berjalan sesuai rencana walaupun dalam keadaan kurang sehat (sakit gigi).
            Pukul 03:40 setelah melaksanakan lomba Festival Anak Sholeh, kamipun ikut Zikir Akbar bersama warga Sekecamatan Tirawuta yang kebetulan lokasinya di Desa Karemotingge dan tempatnya di Masjid At-Taqwa. Alhamdulilah kami sebagai tuan rumah dalam melaksanakan Zikir Akbar kali ini bersama ibu- ibu Majelis Ta’lim Desa Karemotingge. Setelah kegiatan tersebut, kamipun pulang istrahat di posko karena saya sudah tidak tahan dengan sakit gigiku.
            Itulah kisah saya pada hari ini, semoga setiap apa yang saya lakukan mendapat ridho dan pahala dai Allah swt.

Sabtu, 9 September 2017
          Adapun agenda saya pada hari ini ialah ikut Pelatihan Guru PAUD, pergi di SDN 1 Karemotingge dan silaturahmi di rumah warga. Alhamdulilah diawali dengan suasana pagi yang mendukung untuk melanjutkan aktivitas kami setiap harinya. Hari ini ialah hari dimana detik- detik terakhir kami tinggal di Desa Karemotingge atau tinggal 5 hari kami akan meninggalkan desa yang tercinta ini. Sungguh begitu sedih kami meninggalkan desa ini karena kami terlanjur nyaman tinggal di desa ini. Walau bagaimanapun kami tidak akan pernah lupa dengan desa yang tercinta ini karena menyimpan begitu banyak kenangan yang tak pernah terlupakan, susah, senang, sedih, bahkan bertengkar pun kami telah lewati bersama teman- teman posko 13 setiap harinya. Sungguh begitu singkat kami tinggal disini hingga tak terasa sebentar lagi kami akan meninggalkan desa ini.
            Pukul 08:30  kami pergi mengikuti Pelatihan Guru PAUD. Belum selesai Pelatihan Guru PAUD, kami lanjut ke SDN 1 Karemotingge untuk melaksanakan tugas masing- masing. Adapun tugas saya kali ini di sekolah ialah melatih siswi yang akan membacakan puisi pada saat perpisahan kami nanti atau hari selasa tanggal 12 september 2017. Setelah itu, kami singgah jalan-jalan disalah satu rumah warga mengingat sebentar lagi kami akan meninggalkan Desa Karemotingge ini. Tiba di rumah warga tersebut, kami disediakan hidangan yang istimewa yakni berbagai macam kue dan teh. Memang saya akui setiap kami singgah di rumah warga pasti kami selalu dilayani dengan baik. Setelah itu, kami pulang istrahat di posko.
            Adapun agenda malam hari yakni kami (Siti Lestari, Dwi Yuliani, Musma Windi Wulandari dan Saya) pergi makan bakso bersama warga setempat (Mama Berbi dan Pak Dusun 1). Berhubung hari ini ulang tahun Siti Lestari yang ke 21, kami mempersiapkan kejutan yang tidak diketahui siti lestari. Alhamdulilah seharian kami cuekin dia dan malamnya baru kami berikan kejutan kepada dia. Setelah itu, kami lanjut ikut PERSAMI Pramuka di SDN 1 Karemotingge. Kemudian lanjut dengan pulang istrahat di posko dan tidak bermalam di lokasi Perkemahan karena banyak nyamuk.
            Demikianlah kisah saya pada hari ini, semoga setiap yang tertulis dicatatan harian ini mendapat ridho dan pahala dari sang pencipta ( Allah SWT).

Minggu, 10 September 2017
          Adapun agenda hari ini ialah melanjutkan Pramuka PERSAMI SDN 1 Karemotingge.  Pukul 05:00 Saya dan Siti Lestari pergi di sekolah melanjutkan PERSAMI siswa dan siswi SDN 1 Karemotingge. Di perjalanan kami singgah dulu di Masjid At-Taqwa melihat anak- anak yang menangis karena diputarkan lagu sedih oleh Dwi Basuki Rahmat Tayib dan Desi Puspita atau diistilahkan dengan malam perenungan. kemudian, kami bersama anak- anak menuju lokasi perkemahan di SDN 1 Karemotingge. Tiba di lokasi, kami lanjutkan dengan senam pinguin bersama guru- guru dan siswa- siswi. Wah!!!!! Sungguh lucu-lucu dan mengasyikan melihat guru dan anak-anak melakukan senam pinguin. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti Pramuka. Alhamdulilah kegiatan PERSAMI berjalan sesuai yang direncanakan.
            Pukul 01:00 kami bersilaturahmi di rumah warga karena mengingat tinggal 3 hari lagi kami akan meninggalkan desa yang tercinta ini. Sungguh berat rasanya hati ini meninggalkan desa ini karena kami sudah terlanjur senang dan nyaman tinggal disini. Tapi apa boleh buat kita mahasiswa hanya mengikuti peraturan yang telah ditetapkan dari kampus yakni kami tinggal di desa ini hanya 45 hari.
            Itulah kisah saya pada hari ini, tak henti- henti saya menuliskan apa yang ada dipikiranku yakni semoga apa yang tertulis dicatatan harianku ini mendapat ridho dan pahala dari Allah swt. Semoga apa yang saya lakukan disetiap harinya mendapat hikmah tersendiri yang bisa mengarahkan ke masa depan yang lebih baik lagi. Keep strong and always smile.
Senin, 11 September 2017
          Adapun agenda kami hari ini ialah pergi di SDN 1 Karemotingge dan silaturahmi di rumah warga. Alhamdulilah hari ini ialah hari dimana kami ikut upacara bendera yang terakhir di SDN 1 Karemotingge. Setelah ikut upacara, kamipun berfoto bersama Kepsek dan guru- guru serta siswa dan siswi SDN 1 Karemotingge. Hari ini juga hari terakhir berkunjung di SDN 1 Karemotingge mengingat tinggal 2 hari lagi kembali di Kendari. Begitu dalam rasa sedih saya meninggalkan siswa dan siswi SDN I Karemotingge. Bahkan ada siswa menahan kami untuk pulang di Kendari. Hal inilah yang membuat saya semakin sedih dan air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Kemudian, saya datang membantu teman- teman untuk cet kaligrafi di Masjid At-Taqwa. Setelah itu, kami pulang istrahat di posko.
            Pukul 01:00 kami silaturahmi ke rumah warga. Kebanyakan warga di Desa Karemotingge ini menahan kami untuk pulang di Kendari karena mereka lebih senang dan nyaman bersama kami. Tapi apa boleh buat kami hanya mengikuti peraturan yang telah ditetapkan dari Kampus. Itulah kisah saya pada hari ini, semoga apa yang tertulis dicatatn harian saya mendapat ridho dan pahala dari sisi Allah swt.

Selasa, 12 September 2017
          Hari ini adalah hari ke dua terakhir kami tinggal di Desa Karemotingge ini. Adapun agenda kami hari ini ialah mengadakan lauching PAUD dan Penyerahan Bantuan dari BKKBN sekaligus dirangkaikan dengan acara perpisahan KKN kami di Desa tercinta ini. Adapun acara kali ini dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Kendari dan beberapa DPL yang lain. Alhamdulilah kegiatan kali ini berjalan sesuai dengan yang di rencanakan.
Agenda malam yakni pengumuman pemenang Festival Anak Soleh di Masjid At- Taqwa sekaligus perpisahan dengan anak REMAS dan anak bimbingan kami. Disinilah kami bercucuran air mata serasa tidak ingin berpisah dengan mereka karena Terlanjur sayang sama mereka. Setelah itu, kami dibikinkan acara perpisahan sama warga di rumah ketua Karang Taruna. Acara di tempat ini juga membuat air mata kami jatuh berlinang karena tidak ingin meninggalkan desa tercinta ini. Bahkan ada beberapa warga menahan kami untuk tetap tinggal disini. Alhamdulilah kami berhasil membuat warga beserta anaknya  sayang sama kami dibandingkan dengan mahasiswa UHO dan semua kegiatan hari ini berjalan dengan lancar serta membuat kami menjatuhkan air mata.



Rabu, 13 September 2017
          Hari ini ialah hari yang paling kami tunggu-tunggu selama tinggal di Desa Karemotingge. Hari ini juga merupakan hari terakhir kami disini dan menandakan bahwa sudah 45 hari kami tinggal di desa tercinta ini. Hari ini juga merupakan hari kesedihan bagi kami karena sebenarnya kami tidak ingin meninggalkan desa ini dan terlanjur nyaman tinggal di desa tercinta ini. Walau bagaimanapun ada pepatah mengatakan setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan. Alhmadulilah di awali dengan suasana pagi yang mendukung kami berangkat ke Sekolah untuk pamitan sama Kepsek, pak guru, ibu guru dan siswa- siswi yng kami sayangi.  Belum sampai disekolah, siswa dan siswi berlarian menghampiri kami dan mereka semua datang dengan berlinang air mata. Bahkan sebagian siswa mengatakan kak jangan tinggalkan kami ,kami sayang kaka, jadilah warga desa karemotingge dan menikahlah dengan orang disini kak. Hali inilah semakin membuat kami sedih dan air mata mulai jatuh membasahi pipi kami.
            Tiba di kantor, kami berpamitan sama kepsek, pak guru, ibu guru dengan berlinang air mata membasahi pipi kami. Dan satu pesan dari ibu guru yang sempat saya ingat yakni semoga cepat sukses, cepat wisudah, jadi guru yang baik suatu saat nanti dan manfaatkanlah ilmu yang kamu dapat dari kampus dengan sebaik mungkin. Hal ini juga membuat saya semakin sedih serasa berat meninggalkan SDN 1 Karemotingge ini. Apalagi ditambah lagi dengan pemberian cindra mata dari siswa kelas 3 kepada saya membuatku semakin berat melangkah untuk meninggalkan sekolah ini. Saya sayang semua siswa dan siswi SDN 1 Karemotingge. Setelah berpamitan dari sekolah, kamipun pulang dan berpamitan dengan beberapa rumah warga dan sebagian warga mengatakan jangan pulang dulu nak tinggallah disini satu hari lagi karena kami sayang kalian semua. Kemudian beberap warga memberikan kami oleh- oleh berupa kue baji, kacang telur, dan beberapa kue kering yang lainnya. Terima kasih atas semua kue yang diberikan kepada kami terutama kepada BUMBES, mama juna, mama lisa dan lainnya yang saya lupa namanya.
            Pukul 11;30 mobil jemputan sudah tiba di posko kami menandakan kami akan meninggalkan desa tercinta ini sekaligus meninggalkan rumah yang kami tinggali selama 45 hari. Kamipun berpamitan dengan tuan rumah dengan penuh kesedihan dan serasa kami tidak ingin meninggalkan rumah tercinta ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada tuan rumah karena sudah menampung dan menyayangi kami selama ini. Setelah itu, kami berangkat dan singgah di rumah kepala desa berpamitan. Tiba di rumah kepala desa kamipun berpamitan dan menangis karena terlalu sayang sama kepala desa yang begitu perhatian dan menyayangi kami selama 45 hari. Apalagi saya kurang lebih 30 hari saya sakit gigi dan kepala desa begitu besar perhatiannya sama saya. Satu pesan dari kepala desa yakni semoga cepat wisudah nak dan jadilah ornag yang berguna bagi orang lain serta manfaatkanlah ilmumu yang kamu dapatkan dari kampus dengan sebaik mungkin nak. Pesan dari Kepala Desa ini membuatku semakin sedih dan ingin tetap tinggal di Desa Karemotingge. Kalau di hitung mulai dari pagi kami menangis sampai tiba di Kampuspun kami masih sedih dan masih mengingat Desa Karemotingge. Jadi bisa dibilang muka dan mata kami masih bengkak karena menangis. Desa karemotingge tetap dihati. Terima kasih atas perhatiannya selama ini Pak Desa dan Ibu Desa. Desa karemotingge adalah desa yang terbaik bagi kami posko 13 KKN IAIN Kendari.




         




[1]  Keterangan  bapak  Matawang  sebagai  sekretaris Desa Karemotingge
[2]  Keterangan bapak imam dalam wawancara tentang kepahaman masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan keagaman dihari-hari besar Islam dan perayaannya.
[3]  Wawancara bersama Bapak Sekretaris Desa Karemotingge, Bapak Martawang
[4] Sambutan, bapak Kapala Desa Karemotingge, 04-Agustus 2017 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah hak dan kewajiban guru

MAKALAH HADIS PENDIDIKAN

makalah strategi pembelajaran PAI