MAKALAH HADIS PENDIDIKAN







(SDN I KAREMOTINGGE, BERSAMA KALIAN ADALAH HAL YANG PALING MENYENANGKAN BUAT KAKAK ERTIN, KAKAK RINDU KALIAN ADE2KU SDN 1 KAREMOTINGGE, DI DESA KAREMOTINGGE KEC. TIRAWUTA KAB. KOLAKA TIMUR)













HADIS PENDIDIKAN















“Makalah ini di susun Guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Hadis”

By :
Nama : ERTIN
Nim    : 14 01 01 01 143
Kelas  : PAI A VI







INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2017















KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين و على آله و أصحابه أجمعين. أما بع

Segala puji bagi Allah SWT, atas nikmat yang telah diberikan  baik berupa nikmat kesehatan ataupun nikmat kesempatan sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan peradaban kemanusiaan yang diridhoi  Allah SWT.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak  terdapat kekurangan dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak dari  kesadaran itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat  konstruktif sebagai penambahan pengetahuan bagi penulis dalam menyusun makalah selanjutnya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah memberikan ilmunya serta bimbingannya  kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan Pada teman-teman yang turut memberikan sumbangsih pikiran serta tenaga dalam penyusunan makalah ini.
                Penulis juga tak lupa untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pembuatan makalah ini ada pihak/badan yang merasa dirugikan, karena semuanya hanya kebetulan saja.

























DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................      i
KATA PENGANTAR .................................................................................. .... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C.     Tujuan Makalah......................................................................................... 1
                                             
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hadis Pendidikan.................................................................... 2
B.     Ruang Lingkup Hadis Pendidikan............................................................ 2
C.     Contoh Hadis Pendidikan.................................................................... .... 4

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 11
B.     Saran..................................................................................................... .... 11

      DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .... iv
















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk tuhan adalah mahluk pribadi sekaligus mahluk sosial, susila dan religi. Sifat kodrati manusia sbg mahluk pribadi,sosial,susila dan religi harus di kembangkan secara seimbang,selaras dan serasi.perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti hidup secara lanyak jika ada diaantara manusia lainnya.tanpa ada manusia lain atau hidup bermasyarakat,seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
Untuk Meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan,baik pendidikan yang pormal,informal maupun nonformal.pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dengan mahluk hidup lainnya.’’Hewan’’juga  belajar, tetapi lebih di tentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang berarti. anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak ini sudah dewasa dan berkeluarga, mereka akan mendidik anak-anaknya sendiri. begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Salah satu permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan. dalam al Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. jika al Qur’an dikaji lebih mendalam, maka kita akan menemukan beberapa prinsip pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Hadis pendidikan?
2.      Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup hadis pendidikan?
3.      Apa contoh dari Hadis pendidikan?

C.    Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian Hadis Pendidikan
2.      Untuk menjelaskan ruang lingkup Hadis Pendidikan
3.      Untuk menganalisis contoh dari Hadis
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hadis Pendidikan

Hadits secara etimologi berarti cara atau jalan hidup yang biasa di peraktikkan, baik ataupun buruk. Secara terminologi Hadits adalah segala sesuatu yang dinisbahkan (disandarkan) kepada nabi SAW baik perkataan (Qauli), perbuatan (Fi’li), sikap/ketetapan (Taqriri) maupun sifat fisikis rasul SAW.
            Kata pendidikan secara berasal dari kata “didik” dengan mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an“, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata “pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Menurut wikipedia Pendidikan adalah suatu pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Sedangkan pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus  Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Jadi Tarbawi atau pendidikan adalah proses pembinaan dan pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai petunjuk, sehingga menyebabkan potensi yang dimiliki manusia dapat tumbuh dengan produktif dan kreatif tanpa menghilangkan etika Ilahi yang telah ditetapkan dalam wahyuNya.[2]
            Taqiyuddin M. Menyebut potensi manusia ini berupa seperangkat instrumen dan content, pendidikan yaitu akal pikiran, hati nurani dan panca indra. Melalui seperangkat instrumen dan content pendidikan itulah sehingga begitu manusia di lahirkan di atas bumi ini tetap siap menerima ajaran dari alam atau dari manusia lain yang telah lebih dulu ada.[3]          
            Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hadis tarbawi / pendidikan ialah hadis yang membahas tentang pendidikan.
           
B.     Ruang Lingkup Hadis Pendidikan
Pendidikan sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas karena di dalamnya banyak aspek yang ikut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.
Adapun ruang lingkup pendidikan  adalah :
1.      Perbuatan Mendidik
2.      Anak Didik
3.      Dasar dan Tujuan Pendidikan
4.      Pendidik
5.      Materi Pendidikan
6.      Metode Pendidikan
7.      Alat Pendidikan
8.      Evaluasi Pendidikan
9.      Lingkungan Pendidikan[4]
Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai beberapa aspek di atas yang merupakan ruang lingkup dari pendidikan tersebut.
Ø  Perbuatan Mendidik.Yang dimaksud perbuatan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan, dan sikap pendidik sewaktu menghadapi anak didiknya. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan tahzib.
Ø  Anak Didik. Anak didik merupakan unsur terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena semua upaya yang dilakukan adalah demi menggiring anak didik ke arah yang lebih sempurna.
Ø  Dasar dan Tujuan Pendidikan . Dasar dan tujuan pendidikan Islam yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan yaitu ke arah mana anak didik itu akan dibawa.
Ø  Pendidik. Pendidik yaitu sebagai subjek yang melaksanakan pendidikan. Ini memiliki peranan yang sangat penting, berhasil atau tidaknya proses pendidikan  banyak ditentukan oleh mereka.
Ø  Materi Pendidikan Islam. Materi pendidikan yaitu bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan kepadaanak didik. Dalam pendidikan islam materi pendidikan sering disebut dengan Maddatut Tarbiyah.
Ø  Metode . Metode yaitu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya. Metode tersebut mencakup cara pengelolaan, penyajian materi pendidikan agar materi tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik.
Ø  Evaluasi Pendidikan. Cara-cara mengadakan evaluasi (penilaian) terhadap hasil belajar anak didik. Evaluasi ini diadakan dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar selama proses pembelajaran.
Ø  Alat-alat Pendidikan. Alat-alat pendidikan yaitu semua alat yang digunakan selama melaksanakan pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai.
Ø  Lingkungan Pendidikan. Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan di sini ialah keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan. Lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian anak didik, olehnya itu hendaklah diupayakan agar lingkungan belajar senantiasa tercipta sehingga mendorong anak didik untuk lebih giat belajar.

C.    Contoh – Contoh Hadis Pendidikan
1.      Hadis tentang legalitas penyelenggaraan dan tujuan pendidikan
 صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Artinya :
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi).
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمِا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمٌ )

Artinya
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu.  Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْعَالِمُ يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Artinya:
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)
عَنْ اِبْنُ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَ اِنَّمَا الْعِلْمُ بِاالتَّعَلُّمِ ...... (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Artinya :
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه الطَّبْرَانِىُّ)
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani).
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ )
Artinya:
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً وَحَدِّثُوْاعَنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَلَا خَرَجَ : وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّاءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori).

2.      Hadis Tentang Etika Pendidik Dan Peserta Didik

عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ  (رواه البخارى)
Artinya :
              Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori).

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا اَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِهِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ و النَّسَاءِ وَابْنُ حِبَّانِ )
Artinya:
            Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : Sesungghnya aku bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban).
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ التِّرْمِذِيْ)


Artinya :
              “Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi).
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعَلَّمُ الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ وَتَوَضَّئُوْا لِمَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ (رَوَاهُ اَبُوْ نُعَيْمِ )
Artinya:
              Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah pengetahuan itu dengan tenang dan sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang belajar kepadanya” (H.R Abu Nu’aim).[5]

3.      Hadis Tentang Berbakti kepada kedua orang tua
Ø Hadits
وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِىُّ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِىَّ قَالَ حَدَّثَنِى صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ - وَأَشَارَ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللَّهِ - قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا ». قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ». قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « ثُمَّ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى.( متفق عليه )
Ø  Terjemahannya
Dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : “aku pernah bertanya kepada Nabi saw manakah amalan yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : shalat tepat waktu, aku bertanya : lalu apa lagi ? beliau menjawab : berbakti kepada orang tua, aku bertanya lagi ? beliau menjawab : berjihad di jalan Allah. ( HR. Mutafaq ‘alaihi ).
Ø  Komentar / Tanggapan
Amalan yang dicintai oleh Allah itu ada 3, yaitu shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad di jalan Allah. Dalam hal berbakti kepada orang tua, sudah sepantasnya seorang anak itu berbakti kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkannya serta mendidiknya dan ayahnya yang telah mencari nafkah untuk membiayai  kehidupan anak dan istrinya. Apabila anak itu durhaka kepada orang tuanya sungguh sangat tidak pantas, karena  semua yang dilakukan oleh orang tuanya kepadanya tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.
Oleh karena itu, kita sebgai anak kita harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap kedua orang tua kita sehingga suatu saat merka dimasa tua nanti kitalah yang akan mendidik dan dan merawat mereka dengan penuh kasih dan sayang sebagaimana mereka mendidik kita dan menyayangi kita sejak kecil. Hadist nabi juga mengatakan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu, kalau kita ingin meraih surganya Allah maka kita harus selalu berbuat baik terhadap kedua orang tua kita.

4.      Hadis tentang kelembutan dan kearifan dalam pendidikan

Ø  Hadits
وعن ابن عباس رضي الله عنهما وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِلأَشَجِّ أَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ « إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالأَنَاةُ ». رواه مسلم


Ø  Terjemahannya
Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)
Ø  Komentar / Tanggapan
Sifat santun dan sabar memang disukai oleh Allah swt, maka dari itu kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap seperti itu. Memang sifat seperti itu telah ada di dalam diri manusia, namun tergantung kepada kita bagaimana memanfaatkan dan menggunakan sifat itu. Dengan sifat santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan santun kepada siapa saja baik itu orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih muda, dan orang yang sebaya dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar, diharapkan kita dapat sabar dalam menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan, maupun kenikmatan. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki sifat santun dan sabar.
Dalam dunia pendidikan tidak sepantasnya ada kesombongan baik guru maupun peserta didik. Apalagi seorang guru yang menjadi faktor sentral dalam pendidikan, dan seorang guru adalah sebuah contoh bagi peserta didiknya dan guru adalah bagaikan malaikat yang memberikan motivasi ketika peserta didiknya mulai-mulai malas dan sebagai pembawa solusi ketika peserta didiknya ada masalah. Dalam istilah orang sunda “ digugudan ditiru”. Kalau gurunya mempunyai Akhlak yang jelek. Bagaimana dengan murdinya? Mungkin akan lebih parah. Masalah inilah  yang hendaknya kita waspadai.
Santun, lembut, arif dan sabar adalah sifat yang harus ada didalam diri seorang pendidik. Dari keempat sifat tersebut, apabila ada yang hilang salah satu maka tidak akan seimbang. Contohnya kalau tidak ada sifat sabar dari seorang pendidik maka tidak akan disukai oleh peserta didik dan akan hancur proses pendidikan tersebut. Apalagi kalau guru PAUD atau SD harus mempunyai jiwa kesabaran yang baik dan Istiqamah.

5.      Hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar

Ø  Hadits
عن ابى سعد الخدري رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من راء منكم منكرا فليغيره بيده، فأن لم يستطيع فبلسانه، فأن لم يستطيع فبقلبه وذالك ضعف الايمان ( رواه مسلم )
Ø  Terjemahannya
Dari Abu Sa’id al-Khudriy r.a berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya Iman”.(HR. Muslim)
Ø  Komentar / Tanggapan
Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan adalah hal yang memang mudah tapi sulit untuk melakukannya. Dalam hal ini kita sebagai umat muslim sudah sepantasnya untuk mengajak siapa saja melakukan kebaikan dan mencegah atau melarang berbuat keburukan dan kejahatan. Ketika seseorang melihat ada yang melakukan kemungkaran maka ingatkan dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila masih tidak bisa maka dengan hatinya. Maksudnya jika ada kemungkaran maka kita wajib mencegahnya, dan mengingatkan supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Allah.






6.      Hadis tentang evaluasi pendidikan
Ø Hadits
أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي سِنَانٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَامْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا
Ø  Terjemahannya
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu Sinan dari Muharib bin Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah kubur, dan aku pernah melarang kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga hari, maka simpanlah apa yang kalian kehendaki -dari daging-daging tersebut- dan aku pernah melarang kalian dari nabidz (minuman yang terbuat dari anggur) kecuali yang terdapat dalam tempat minum, maka minumlah yang ada dalam semua tempat minum dan janganlah kalian minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim.

Ø  Komentar / Tanggapan
Dalam suatu pendidikan pasti dibutuhkan suatu evaluasi, karena dengan evaluasi inilah untuk meningkatkan kualitas seorang pendidik dan melihat bagaimana perkembangan pengetahuannya. Karena Nabi dalam hadist ini beliau mengevaluasi suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, dari asalnya dilarang oleh Nabi, tapi setelah itu dibolehkan karena melihat banyak manfaatnya dari pada madharatnya, dan begitu juga dari asalnya dibolehkan oleh Nabi saw, tapi setelah itu dilarang oleh Nabi saw karena melihat banyak madharatnya dari pada manfaatnya.
Berdasarkan hadist di atas dalam melaksanakan sesuatu itu kita perlu melakukan evaluasi, tidak hanya dalam hal pendidikan tetapi juga tentang perbuatan-perbuatan kita serta ibadah kita kepada Allah SWT.[6]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hadis Pendidikan ialah hadis yang membahas tentang pendidikan. Adapun runag lingkup dari hadis pendidikan yaitu Perbuatan Mendidik, Anak Didik, Dasar dan Tujuan Pendidikan, Pendidik, Materi Pendidikan, Metode Pendidikan, Alat Pendidikan, Evaluasi Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan.
Adapun contoh dari hadis Pendidikan yakni Hadis Tentang Berbakti kepada kedua orang tua, Hadis tentang kelembutan dan kearifan dalam pendidikan, Hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar, dan Hadis tentang evaluasi pendidikan.

B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dan saya selaku penulis, mendapatkan manfaatnya. Dan apabila terdapat kekhilafan dan kekurangan dalam penulisan atau penyajian makalah ini saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini lebih bermanfaat di masa yang akan datang.


















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saebani Beni, Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: CV Pustaka Setia,)
http://emesayap.blogspot.co.id/2013/09/hadits-tarbawi-pengertian-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
http://manbaululuumgs.blogspot.co.id/2012/05/hadits-tarbawi-pengertian-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
http://mediaabelajar.blogspot.com/2017/01/makalah-pengertian-ruang-lingkup-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/06/kumpulan-hadits-tarbawi.html diakses tanggal 2 Mei 2017
http://khairima.blogspot.co.id/2012/03/kumpulan-hadis-hadis-tarbawi.html diakses tanggal 2 Mei 2017




[1]http://mediaabelajar.blogspot.com/2017/01/makalah-pengertian-ruang-lingkup-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
[2] http://emesayap.blogspot.co.id/2013/09/hadits-tarbawi-pengertian-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
[3]http://manbaululuumgs.blogspot.co.id/2012/05/hadits-tarbawi-pengertian-hadits.html diakses tanggal 2 Mei 2017
[4] Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009) hal. 47
[5] http://khairima.blogspot.co.id/2012/03/kumpulan-hadis-hadis-tarbawi.html diakses tanggal 2 Mei 2017
[6] http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/06/kumpulan-hadits-tarbawi.html diakses tanggal 2 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah hak dan kewajiban guru

makalah strategi pembelajaran PAI